Murid-murid Kristus
merasakan ketidakberdayaan mereka yang mendalam, dan dengan kerendahan dan doa
mereka menyatukan kelemahan mereka kepada kekuatan-Nya, kebodohan mereka kepada
kebijaksanaan-Nya, ketidaklayakan mereka kepada kebenaran-Nya, kemiskinan mereka
kepada kekayaan-Nya yang tidak habis-habisnya. Dikuatkan dan diperlengkapi
sedemikian rupa, mereka tidak ragu-ragu maju dalam pelayanan Tuhan.
Sesaat setelah kecurahan
Roh Kudus, dan segera sesudah doa yang tekun, Petrus dan Yohanes, yang akan
pergi ke bait suci untuk berbakti, melihat seorang lumpuh di Gerbang Indah,
berusia empat puluh tahun. Sejak lahir hidupnya telah mengalami sakit dan
lemah. Orang yang malang ini telah lama merindukan untuk melihat Yesus, supaya
ia dapat disembuhkan; tetapi ia hampir tak berdaya, dan jauh dari tempat
pekerjaan-pekerjaan Tabib yang besar itu. Permohonannya menyebabkan beberapa
sahabat akhirnya membawa dia ke gerbang bait suci, tetapi setelah tiba di sana,
didapati bahwa Orang yang kepada siapa pengharapannya telah dipusatkan, telah
dibunuh dengan kejam.
Kekecewaannya membangkitkan
simpati mereka yang mengetahui berapa lama ia telah mengharapkan untuk
disembuhkan oleh Yesus, dan setiap hari mereka membawa dia ke dalam bait suci
dengan maksud supaya orang yang lewat dapat dibujuk oleh belas kasihan untuk
memberi dia sedikit pemberian guna meringankan kekurangannya. Ketika Petrus dan
Yohanes lewat, ia meminta suatu sedekah dari mereka. Murid-murid memandang dia
dengan belas kasihan, dan Petrus berkata, "Lihatlah kepada kami."
Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan dapat sesuatu dari mereka.
Tetapi Petrus berkata, "Emas dan perak tidak ada padaku." Sementara
Petrus menyatakan kemiskinannya, maka orang yang lumpuh itu berubah; tetapi
mukanya bersinar kembali dengan pengharapan, sementara rasul itu melanjutkan
"Tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus
orang Nazaret itu, berjalanlah."
"Lalu ia memegang
tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki
dan mata kaki orang itu. Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari
mengikuti mereka ke dalam bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji
Allah. Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah yang mereka
kenal dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah
Bait Allah, sehingga mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah
terjadi padanya."
"Karena orang itu
tetap mengikuti Petrus dan Yohanes, maka seluruh orang banyak yang sangat
keheranan itu datang mengerumuni mereka di serambi yang disebut Serambi
Salomo." Mereka pun keheran-heranan karena murid-murid dapat mengadakan
mukjizat-mukjizat yang sama dengan yang diadakan oleh Yesus. Di sinilah orang
ini, selama empat puluh tahun tak berdaya sebab lumpuh, sekarang bergembira
karena sepenuhnya dapat menggunakan anggota tubuhnya, bebas dari penyakit, dan
berbahagia sebab percaya kepada Yesus.
Ketika murid-murid-Nya
melihat orang banyak keheranan, Petrus bertanya, "Hai orang Israel,
mengapa kamu heran tentang kejadian itu" dan "mengapa kamu menatap
kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan
kami sendiri?" Ia meyakinkan mereka bahwa penyembuhan itu telah diadakan
dalam nama dan jasa Yesus orang Nazaret, yang telah dibangkitkan Allah dari
antara orang mati. "Dan karena kepercayaan dalam Nama Yesus," rasul
itu menjelaskan, "maka Nama itulah yang telah menguatkan orang yang kamu
lihat dan kamu kenal ini; dan iman itu telah memberikan kesembuhan kepada orang
ini di depan kamu semua."
Rasul-rasul itu berbicara
dengan jelas mengenai dosa yang besar dari orang-orang Yahudi dalam menolak dan
membunuh Putra kehidupan; tetapi mereka berhati-hati tidak mengecewakan hati
pendengar itu. "Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar," kata
Petrus "serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. Demikianlah
Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan
Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi."
"Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena
ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin kamu. Tetapi dengan jalan demikian
Allah yang telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dulu dengan
perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus
menderita." Ia menyatakan bahwa Roh Kudus sedang memanggil mereka untuk
menyesal dan bertobat, dan meyakinkan mereka bahwa tidak ada pengharapan
keselamatan kecuali oleh rahmat Seorang yang mereka telah salibkan. Hanya
melalui iman dalam Dia dosa-dosa mereka dapat diampuni.
Karena itu sadarlah dan
bertobatlah," ia berseru, "supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan
mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan
bagimu sebagai Kristus."
"Kamulah yang mewarisi
nubuat-nubuat itu dan mendapat bagian dalam perjanjian yang telah diadakan
Allah dengan nenek moyang kita, ketika Ia berfirman kepada Abraham: Oleh
keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati. Dan bagi kamulah
pertama-tama Allah membangkitkan Hamba-Nya dan mengutus-Nya kepada kamu, supaya
Ia memberkati kamu dengan memimpin kamu masing-masing kembali dari segala
kejahatanmu."
Dengan demikian murid-murid
mengkhotbahkan kebangkitan Kristus. Banyak dari mereka yang sedang menunggu
untuk mendengarkan kesaksian ini, dan bila mereka mendengarnya mereka percaya.
Itu membawa kepada pikiran mereka perkataan yang telah diucapkan oleh Kristus,
dan mereka berdiri pada barisan orang-orang yang menerima Injil itu. Benih yang
sudah ditaburkan oleh Juruselamat bertumbuh dan mengeluarkan buah.
Sementara murid-murid
berkata kepada orang banyak, "mereka tiba-tiba didatangi imam-imam dan
kepala pengawal Bait Allah serta orang-orang Saduki. Orang-orang itu sangat
marah karena mereka itu mengajar orang banyak dan memberitakan, bahwa dalam
Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati."
Sesudah kebangkitan Kristus
imam-imam telah menyebarkan ke mana-mana kabar bohong bahwa tubuh-Nya telah
dicuri oleh murid-murid-Nya sementara pengawal Roma tertidur. Tidaklah
mengherankan bahwa mereka menjadi tidak senang bila mereka mendengar Petrus dan
Yohanes mengkhotbahkan kebangkitan Seorang yang mereka telah bunuh. Terutama
orang Saduki amatlah tergugah minatnya. Mereka merasa bahwa doktrin yang paling
mereka sukai berada dalam bahaya, dan nama baik mereka dipertaruhkan.
Orang-orang yang baru
bertobat kepada iman yang baru bertambah dengan cepatnya, dan baik orang Farisi
maupun orang Saduki sepakat bahwa jika guru-guru yang baru ini dibiarkan dengan
tidak dikendalikan, pengaruh mereka sendiri akan berada dalam bahaya yang lebih
besar daripada bila Yesus berada di dunia ini. Oleh sebab itu, pemimpin bait
suci itu, dengan pertolongan sejumlah orang Saduki, menahan Petrus dan Yohanes,
memenjarakan mereka, karena sudah terlambat pada hari itu bagi mereka untuk
diperiksa.
Musuh-musuh murid-murid itu
tidak dapat diyakinkan bahwa Kristus telah bangkit dari antara orang mati.
Bukti itu terlalu jelas untuk disangsikan. Meskipun demikian, mereka
mengeraskan hati mereka, enggan untuk bertobat dari perbuatan yang mengerikan
yang telah dilakukannya untuk membawa Yesus kepada kematian. Bukti yang limpah
bahwa rasul-rasul sedang berbicara dan berbuat di bawah pengaruh Ilahi telah
diberikan kepada penguasa Yahudi, tetapi mereka dengan tegas menolak pekabaran
kebenaran. Kristus tidak datang dengan cara yang mereka harapkan, dan meskipun
sekali-sekali mereka telah diyakinkan bahwa Ialah Anak Allah, namun mereka
telah melumpuhkan keyakinan dan menyalibkan Dia. Dalam kemurahan Allah
memberikan kepada mereka bukti selanjutnya, dan sekarang kesempatan yang lain
diberikan kepada mereka untuk berbalik kepada-Nya. Ia mengirim murid-murid itu
untuk mengatakan kepada mereka bahwa mereka telah membunuh Putra Kehidupan, dan
dalam tuduhan yang mengerikan ini Ia memberikan kepada mereka panggilan yang
lain kepada pertobatan. Tetapi merasa aman dalam kebenaran mereka sendiri,
guru-guru Yahudi menolak untuk mengakui bahwa orang-orang yang menuduh mereka
dengan menyalibkan Kristus sedang berbicara di bawah petunjuk Roh Kudus.
Setelah memastikan dirinya
sendiri kepada pertentangan dengan Kristus, setiap tindakan permusuhan menjadi
kepada imam-imam itu suatu pendorong tambahan untuk mengikuti jalan yang sama.
Sifat keras kepala mereka menjadi lebih menentukan lagi. Bukan karena mereka tidak
dapat menyerah; mereka dapat, tetapi mereka tidak mau. Bukan saja karena mereka
bersalah dan patut mendapat kematian, bukan hanya karena mereka telah membunuh
Anak Allah, sehingga mereka diputuskan dari keselamatan; tetapi sebab mereka
mempersenjatai diri mereka sendiri dengan perlawanan terhadap Allah. Mereka
dengan gigih menolak terang-terangan dan melumpuhkan keyakinan Roh itu.
Pengaruh yang mengendalikan anak-anak yang tidak mau menurut, memimpin mereka
untuk menyiksa orang-orang melalui siapa Allah sedang bekerja. Kejahatan
pemberontakan mereka diperhebat oleh setiap tindakan perlawanan terhadap Allah
dan pekabaran yang telah diberikan-Nya kepada hamba-hamba-Nya untuk dinyatakan.
Setiap hari, dalam penolakan mereka untuk bertobat, para pemimpin Yahudi
membiarkan pemberontakan mereka semakin jelas, bersedia menuai sesuatu yang
mereka telah taburkan.
Murka Allah tidak
dinyatakan terhadap orang-orang berdosa yang tidak bertobat hanya sebab
dosa-dosa yang telah mereka lakukan, tetapi karena panggilan untuk bertobat,
mereka memilih untuk meneruskan perlawanan, mengulangi dosa-dosa perlawanan
yang lalu, dalam terang yang telah diberikan kepada mereka. Kalau para pemimpin
Yahudi telah menyerah kepada kuasa Roh Kudus, mereka akan dimaafkan; tetapi
mereka bertekad untuk tidak menyerah. Dalam cara yang sama, orang berdosa oleh
perlawanan terus-menerus, menempatkan dirinya sendiri di mana Roh Kudus tak
dapat mempengaruhinya.
Pada hari berikutnya
penyembuhan orang lumpuh, Annas dan Kayafas, dengan beberapa orang besar yang
lain di bait suci, berkumpul bersama-sama untuk pengadilan, dan orang-orang
hukuman dibawa di hadapan mereka. Dalam ruangan yang sama dan di hadapan
beberapa orang yang terhormat, Petrus dengan memalukan menyangkal Tuhannya. Ini
datang secara bebas di pikirannya sementara ia menghadapi penghakimannya
sendiri. Sekarang ini mempunyai suatu kesempatan untuk menebus perasaan
pengecutnya.
Mereka yang hadir yang
mengingat peran yang telah dijalankan oleh Petrus pada waktu pengadilan
Tuhannya, memuji diri mereka sendiri bahwa ia sekarang dapat ditakut-takuti
oleh ancaman penjara dan kematian. Tetapi Petrus yang menyangkal Kristus pada
saat kebutuhannya yang terbesar adalah menurut dorongan hati dan percaya diri
sendiri, sungguh jauh berbeda dari Petrus yang dibawa di hadapan Sanhedrin
untuk diadili. Sejak kejatuhannya ia telah bertobat. Ia tidak lagi sombong dan
membanggakan diri, tetapi rendah hati dan tidak percaya pada diri sendiri. Ia
dipenuhi dengan Roh Kudus, dan dengan pertolongan kuasa ini ia menentukan untuk
menghilangkan noda kemurtadannya oleh menghormati nama yang suatu saat pernah
disangkalnya.
Sampai saat ini imam-imam
telah melarang untuk menyebutkan penyaliban atau kebangkitan Yesus. Tetapi
sekarang, sebagai kegenapan maksud mereka, mereka terpaksa menanyakan orang
yang tertuduh itu bagaimana kesembuhan orang yang tidak bertenaga itu telah
dilaksanakan. "Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu
bertindak demikian itu?"
Dengan keberanian yang
tulus ikhlas dalam kuasa Roh, Petrus menyatakan dengan tanpa ragu:
"Ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam
nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah
dibangkitkan Allah dari antara orang mati bahwa oleh karena Yesus itulah orang
ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu. Yesus adalah batu yang dibuang
oleh tukang-tukang bangunan--yaitu kamu sendiri--, namun Ia telah menjadi batu
penjuru. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain dari Dia,
sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada
manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."
Pertahanan yang berani ini
menakutkan para pemimpin Yahudi. Mereka menyangka bahwa murid-murid akan
dikalahkan oleh ketakutan dan kekacauan bila dibawa di hadapan Sanhedrin.
Tetapi sebaliknya, saksi-saksi ini berbicara seperti Kristus telah berbicara,
dengan kuasa yang meyakinkan telah mendiamkan musuh-musuh mereka. Tidak ada
tanda ketakutan dalam suara Petrus sementara ia menyatakan tentang Kristus,
"Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan--yaitu kamu
sendiri--namun ia telah menjadi batu penjuru."
Dalam hal ini Petrus
menggunakan gaya bahasa yang dipahami oleh imam-imam. Nabi-nabi telah
mengatakan tentang batu yang ditolak; dan Kristus sendiri, yang berbicara pada
suatu kesempatan kepada imam-imam dan tua-tua, berkata: "Belum pernahkah
kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah
menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib
di mata kita. Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa kerajaan Allah akan
diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan
menghasilkan buah Kerajaan itu. Dan barang siapa jatuh ke atas batu itu, ia
akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk." Matius
21:42-44.
Pada waktu imam-imam
mendengarkan perkataan rasul-rasul yang tidak takut itu "mereka mengenal
keduanya sebagai pengikut Yesus."
Tentang murid-murid setelah
Kristus dipermuliakan di atas gunung ada dituliskan bahwa pada penghabisan
pemandangan yang ajaib ini "mereka tidak melihat seorang kecuali Yesus
seorang diri." Matius 17:8. "Yesus seorang diri"--dalam perkataan
ini termuat rahasia kehidupan dan kuasa yang menandai sejarah sidang yang
mula-mula. Bila murid-murid mula-mula mendengar perkataan Kristus, mereka
merasa keperluan mereka akan Dia. Mereka mencari, mereka mendapat, mereka
mengikuti Dia. Mereka bersama dengan Dia di dalam bait suci, di meja makan, di
tepi gunung, di ladang. Mereka adalah seperti murid-murid dengan seorang guru,
setiap hari menerima pelajaran dari Dia tentang kebenaran yang kekal.
Sesudah kenaikan Kristus,
perasaan hadirat Ilahi, penuh dengan kasih dan terang, masih tetap bersama
mereka. Itulah kehadiran secara pribadi. Yesus, Juruselamat yang telah
berjalan-jalan dan berbicara dan berdoa dengan mereka, yang telah membicarakan
pengharapan dan penghiburan kepada hati mereka, sementara pekabaran perdamaian
ada pada bibir-Nya, telah diangkat dari mereka ke surga. Sementara pasukan
malaikat-malaikat menerima Dia, perkataan-Nya datang kepada mereka, "Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Matius 28:20. Ia telah naik ke surga dalam bentuk manusia. Mereka mengetahui
bahwa Ia berada di hadapan takhta Allah, Sahabat dan Juruselamat mereka; bahwa
simpati-Nya tidak berubah; bahwa Ia untuk selama-lamanya akan dikenal dengan
penderitaan manusia. Mereka mengetahui bahwa Ia menghadapkan kepada Allah jasa
darah-Nya, menunjukkan tangan dan kaki-Nya yang luka sebagai kenangan akan
harga yang dibayar-Nya untuk orang-orang tebusan-Nya; dan pikiran ini
menguatkan mereka untuk menahan malu karena Dia. Persatuan mereka dengan Dia
sekarang lebih kuat dari pada bila Ia berada dengan mereka secara pribadi.
Terang dan kasih dan kuasa dari Kristus yang tinggal di dalam hati bersinar
melalui mereka, sehingga orang-orang yang memandang akan keheran-heranan.
Kristus menempatkan
meterai-Nya pada perkataan-perkataan yang diucapkan Petrus di dalam
pertahanan-Nya. Berdampingan dengan murid-murid, sebagai saksi yang meyakinkan,
berdirilah orang yang dengan ajaib telah disembuhkan. Rupa orang ini, beberapa
jam sebelumnya adalah seorang lumpuh yang tak berdaya, tetapi sekarang
dipulihkan kepada kesehatan, menambahkan kesaksian perkataan Petrus. Imam-imam
dan penghulu-penghulu diam. Mereka tidak sanggup membantah ucapan Petrus, namun
tak satu pun dari mereka yang tidak menetapkan untuk menghentikan ajaran
murid-murid itu.
Mukjizat Kristus yang
besar--membangkitkan Lazarus--telah memeteraikan keputusan imam-imam untuk
membersihkan dunia dari Yesus dan pekerjaan-Nya, yang ajaib, yang sedang
merusak pengaruh mereka kepada orang banyak. Mereka telah menyalibkan Dia;
tetapi di sini telah terbukti dengan meyakinkan bahwa mereka tidak menghentikan
pekerjaan mukjizat dalam nama-Nya, juga pemasyhuran kebenaran yang
diajarkan-Nya. Penyembuhan orang lumpuh dan khotbah rasul-rasul telah memenuhi
Yerusalem dengan kegemparan.
Dengan maksud untuk
menyembunyikan kebingungan mereka, imam-imam dan penghulu-penghulu
memerintahkan supaya rasul-rasul diasingkan, supaya mereka memberi nasihat di
antara mereka sendiri. Mereka semua setuju bahwa tidak berguna menyangkal bahwa
orang itu telah disembuhkan. Dengan senang mereka menutupi mukjizat dengan
kepalsuan; tetapi tidak mungkin, karena hal itu telah dikerjakan pada siang
hari, di hadapan orang banyak, dan telah diketahui oleh beribu-ribu orang.
Mereka merasa bahwa pekerjaan murid-murid harus dihentikan atau Yesus
memenangkan banyak pengikut. Noda mereka akan nampak, karena mereka akan
dianggap bersalah oleh pembunuhan Anak Allah.
Tetapi meskipun keinginan
mereka untuk membinasakan murid-murid, imam-imam tidak berani berbuat lebih daripada
mengancam mereka dengan hukuman yang keras kalau mereka terus berbicara atau
bekerja dalam nama Yesus. Setelah memanggil mereka kembali di hadapan
Sanhedrin, imam-imam memerintahkan mereka jangan berkata atau mengajar dalam
nama Yesus. Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab: "Silakan kamu putuskan
sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada
Allah. Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang
telah kami lihat dan yang telah kami dengar."
Dengan senang imam-imam
akan menghukum orang-orang ini karena kesetiaan mereka yang teguh kepada
panggilan mereka yang suci, tetapi mereka khawatir akan orang banyak;
"Karena takut akan orang banyak yang memuliakan nama Allah berhubung
dengan apa yang telah terjadi." Jadi, dengan ancaman dan perintah yang
berulang-ulang, rasul-rasul itu sudah dibebaskan.
Sementara Petrus dan
Yohanes dalam penjara, murid-murid yang lain, yang mengetahui kebencian
orang-orang Yahudi, telah berdoa dengan tidak putus-putusnya bagi saudara
mereka, karena khawatir bahwa kebengisan yang ditunjukkan kepada Kristus dapat
diulangi. Segera sesudah rasul-rasul dilepaskan, mereka mencari murid-murid
yang lain dan melaporkan kepada mereka hasil penyelidikan. Sungguh besar
kesukaan dari orang percaya itu. "Berserulah mereka bersama-sama kepada
Allah, katanya, Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi dan laut
dan segala isinya: Dan oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa
kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku
bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para
pembesar berkumpul untuk melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya. Sebab sesungguhnya
telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa
dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau
urapi, untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula
oleh kuasa dan kehendak-Mu.
"Dan sekarang, ya
Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada
hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. Ulurkanlah tangan-Mu
untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat oleh
nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus."
Murid-murid berdoa supaya
kekuatan yang lebih besar dapat diberikan kepada mereka dalam pekerjaan
pelayanan; karena mereka melihat bahwa mereka akan menemui tantangan yang nekat
yang ditemui oleh Kristus waktu Ia berada di atas dunia. Sementara doa mereka
yang dipersatukan sedang naik ke surga dengan iman, jawabnya pun tiba. Tempat
itu di mana mereka berkumpul telah bergoncang, dan mereka dikaruniai lagi
dengan Roh Kudus. Hati mereka diisi dengan keberanian, mereka ke luar lagi
untuk memasyhurkan sabda Allah di Yerusalem. "Dengan kuasa yang besar
rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus," dan Allah
memberkati usaha mereka dengan ajaibnya.
Prinsip yang untuk mana
murid-murid berdiri tanpa gentar apabila jawaban atas perintah untuk tidak lagi
berkata-kata dalam nama Yesus, mereka menyatakan, "Silakan kamu putuskan
sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada
Allah," adalah sama dengan mana yang penganut-penganut Injil bergumul
untuk mempertahankan pada hari Reformasi. Bila dalam tahun 1529 putra Jerman
berkumpul di Diet of Spires, dikemukakan titah raja yang melarang kebebasan
beragama, dan melarang penyebaran selanjutnya dari doktrin yang dibarui.
Rupanya pengharapan dunia hampir akan dihancurkan. Apakah putra itu akan
menerima titah? Apakah terang Injil itu ditutup dari orang banyak yang masih
dalam kegelapan? Persoalan yang besar untuk dunia sedang dipertaruhkan. Mereka
yang telah menerima iman yang dibarui berkumpul bersama-sama, dan keputusan
mereka yang diambil dengan suara bulat adalah, "Biarlah kita menolak
perintah ini. Mengenai angan-angan hati orang banyak tidak mempunyai
kuasa."--Merle d'Aubigne, History of the Reformation, b. 13, ch. 5.
Prinsip ini pada zaman kita
harus dipertahankan dengan teguh. Panji kebenaran dan kebebasan beragama yang
dijunjung tinggi oleh pendiri-pendiri Injil sidang dan oleh saksi-saksi Allah
selama abad-abad yang lalu sejak waktu itu, dalam pergumulan yang terakhir ini,
telah diserahkan ke tangan kita. Tanggung jawab untuk pemberian yang besar ini
terletak pada mereka yang telah diberkati oleh Allah dengan pengetahuan akan
sabda-Nya. Kita harus menerima perkataan ini sebagai kuasa yang tertinggi. Kita
harus mengakui pemerintahan manusia sebagai suatu peraturan yang ditentukan
Ilahi, dan mengajarkan penurutan kepadanya sebagai suatu kewajiban yang suci,
dalam lingkungannya yang sah. Tetapi bila tuntutannya berlawanan dengan
tuntutan Allah, kita harus menurut Allah lebih daripada manusia. Perkataan
Allah harus diakui melebihi segala undang-undang manusia. "Demikianlah
firman Tuhan" tidak boleh dikesampingkan oleh "Demikianlah kata
gereja" atau "Demikianlah kata negara." Mahkota Kristus harus
diangkat melebihi mahkota raja dunia.
Kita tidak dituntut untuk
menentang kekuasaan. Perkataan kita, apakah dikatakan atau ditulis, harus
dipertimbangkan dengan teliti, supaya jangan kita menempatkan diri sendiri pada
catatan sebagai mengucapkan sesuatu yang akan membuat kita bertentangan dengan
undang-undang atau peraturan. Janganlah kita mengatakan atau melakukan sesuatu
yang akan menutup jalan kita. Kita harus maju dalam nama Kristus, menganjurkan
kebenaran yang dipercayakan kepada kita. Kalau kita dilarang oleh manusia untuk
melakukan pekerjaan ini, maka kita boleh berkata, seperti rasul-rasul,
"Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat
kepada kamu atau taat kepada Allah. Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak
berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami
dengar."
No comments:
Post a Comment