Thursday, August 9, 2012

18 - Berkhotbah di Antara Orang-orang Kafir


Dari Antiokhia di Pisidia, Paulus dan Barnabas pergi ke Ikonium. Di tempat ini, seperti di Antiokhia, mereka memulai pekerjaan mereka sendiri di rumah ibadat dari orang mereka sendiri. Mereka menemui kemajuan yang besar; "Sejumlah besar orang Yahudi dan orang Yunani menjadi percaya." Tetapi di Ikonium, sebagaimana di tempat‑tempat yang lain di mana rasul‑rasul bekerja, "orang‑orang Yahudilah yang menolak pemberitaan mereka, serta memanaskan hati orang‑orang yang tidak mengenal Allah dan membuat mereka gusar terhadap saudara‑saudara itu."
Tetapi rasul‑rasul tidak beralih dari pekerjaan mereka, karena banyak orang sedang menerima Injil Kristus. Menghadapi pertentangan, cemburu, dan prasangka, mereka meneruskan pekerjaan mereka, "mengajar dengan berani, karena mereka percaya kepada Tuhan," dan Allah "dan Tuhan menguatkan berita tentang kasih karunia‑Nya dengan mengaruniakan kepada mereka kuasa untuk mengadakan tanda‑tanda dan mukjizat‑mukjizat." Bukti tentang persetujuan Ilahi ini mempunyai kuasa yang berpengaruh terhadap mereka yang pikirannya terbuka kepada keyakinan, dan orang‑orang bertobat kepada Injil dilipatgandakan.
Popularitas yang bertambah‑tambah dari pekabaran itu yang dibawa oleh rasul‑rasul, memenuhi orang‑orang Yahudi yang tidak percaya, dengan kecemburuan dan kebencian. dan mereka mengambil keputusan untuk menghentikan pekerjaan Paulus dan Barnabas dengan segera. Dengan perantaraan laporan palsu dan dibesar‑besarkan, mereka memimpin penguasa‑penguasa untuk menjadi gentar karena segenap kota ada dalam bahaya untuk dihasut kepada pemberontakan. Mereka menyatakan bahwa satu jumlah yang besar sedang menggabungkan diri mereka dengan rasul‑rasul dan menganjurkan bahwa hal itu adalah rencana jahat dan rahasia.
Sebagai akibat dari tuduhan‑tuduhan ini murid‑murid dibawa berulangkali ke hadapan penguasa‑penguasa; tetapi pertahanan mereka begitu jelas dan dapat dilihat dan pengajaran mereka tentang apa yang sedang diajarkan adalah begitu jelas dan luas artinya, sehingga pengaruh yang kuat digunakan untuk kepentingan mereka. Meskipun hakim mempunyai prasangka terhadap mereka oleh pernyataan‑pernyataan yang palsu yang telah didengar oleh mereka, mereka tidak berani mempersalahkan mereka. Mereka dapat mengakui bahwa ajaran‑ajaran Paulus dan Barnabas cenderung membuat orang berakal budi dan menjadikan warganegara yang saleh dan menurut hukum, dan bahwa akhlak dan peraturan kota itu akan bertambah baik jika kebenaran‑kebenaran yang diajarkan oleh rasul‑rasul itu diterima.
Melalui pertentangan yang ditemui oleh murid‑murid, pekabaran kebenaran disebarkan secara besar‑besaran; orang‑orang Yahudi melihat usaha mereka untuk menggagalkan pekerjaan guru‑guru itu berakhir dengan makin bertambahnya anggota‑anggota yang lebih banyak kepada iman yang baru itu. "Orang banyak di kota itu terbelah menjadi dua; ada yang memihak kepada orang Yahudi, ada pula yang memihak kepada kedua rasul itu."

Alangkah marahnya pemimpin‑pemimpin di antara orang Yahudi dengan adanya peristiwa itu, sehingga mereka mengambil keputusan untuk mengakhirinya dengan kekerasan. Membangkitkan nafsu yang paling buruk dari orang banyak yang bodoh dan pembuat gaduh, mereka berhasil menciptakan suatu keributan, yang mereka hubungkan dengan ajaran murid‑murid. Oleh tuduhan yang palsu ini, mereka mengharap akan mendapat pertolongan dari hakim‑hakim dalam melaksanakan tugas mereka. Mereka memutuskan bahwa rasul‑rasul harus tidak mempunyai kesempatan untuk mempertahankan diri sendiri dan orang banyak itu harus ikut serta oleh melontari Paulus dan Barnabas, dengan demikian pekerjaan mereka berakhir.
Sahabat‑sahabat dari rasul‑rasul itu, meskipun belum menjadi orang percaya, mengamarkan tentang rencana yang jahat dari orang‑orang Yahudi dan mendesak mereka supaya tidak membeberkan diri mereka sendiri kepada amarah kepada orang banyak itu, melainkan menyelamatkan kehidupan mereka sendiri. Oleh karena itu Paulus dan Barnabas pergi dengan diam‑diam dari Ikonium, membiarkan orang‑orang percaya menjalankan pekerjaan mereka sendiri untuk sementara waktu. Tetapi hal itu tidak berarti bahwa tidak jumpa lagi; mereka bermaksud untuk kembali sesudah keributan itu mereda, dan menyelesaikan pekerjaan yang telah dimulai.
Dalam setiap zaman dan dalam setiap negeri, pesuruh‑pesuruh Allah telah dipanggil untuk menghadapi tantangan yang pahit dari mereka yang terang-terangan menolak terang surga. Sering, oleh salah pengertian dan kepalsuan, musuh‑musuh Injil nampaknya telah menang, menutup pintu dengan mana pesuruh‑pesuruh Allah boleh mendapat jalan masuk kepada orang banyak. Tetapi pintu‑pintu ini tidak pernah tertutup untuk selama‑lamanya, dan sering, sementara hamba‑hamba Allah telah kembali dari pekerjaan mereka, Tuhan telah bekerja dengan kuasa untuk kepentingan mereka, menyanggupkan mereka untuk mengadakan peringatan demi kemuliaan nama‑Nya.
Terusir oleh penganiayaan dari Ikonium, rasul‑rasul pergi ke Listra dan Derbe, di Likaonia. Kota‑kota ini sebagian besar didiami oleh orang‑orang kafir yang percaya takhyul, tetapi di antara mereka ada beberapa yang mau mendengar dan menerima pekabaran Injil. Di tempat‑tempat ini di negeri sekitarnya rasul‑rasul itu mengambil keputusan untuk bekerja, mengambil keputusan untuk menghindarkan prasangka dan aniaya bangsa Yahudi.
Di Listra tidak ada rumah ibadat orang Yahudi, meskipun beberapa orang Yahudi tinggal di dalam kota itu. Kebanyakan dari penduduk Listra menyembah dalam suatu kuil yang dipersembahkan kepada Yupiter. Ketika Paulus dan Barnabas kelihatan di dalam kota, dan setelah orang‑orang Listra berkumpul di sekeliling mereka, menerangkan kebenaran yang sederhana dari Injil, banyak orang berusaha menghubungkan pengajaran dengan takhyul kepercayaan mereka sendiri dalam perbaktian kepada Yupiter.
Rasul‑rasul berusaha untuk memberikan kepada penyembah‑penyembah berhala ini suatu pengetahuan akan Allah sebagai Khalik dan Anak‑Nya, Juruselamat umat manusia. Mereka mula‑mula memberikan perhatian kepada pekerjaan Allah yang ajaib--matahari, bulan, dan bintang‑bintang, urutan yang indah menurut setiap musimnya, gunung‑gunung yang berselimutkan salju, pohon‑pohon yang tinggi, dan keajaiban‑keajaiban yang lain dari alam, yang menunjukkan suatu kecakapan yang melewati pengertian manusia. Dengan perantaraan perbuatan Yang Mahakuasa ini, rasul‑rasul itu menuntun pikiran orang‑orang kafir kepada suatu renungan akan Penguasa semesta alam yang besar.

Setelah menerangkan dasar kebenaran‑kebenaran tentang Khalik ini, rasul‑rasul itu menceritakan kepada orang‑orang Listra mengenai Anak Allah, yang turun dari surga ke dalam dunia kita ini sebab Ia mengasihi anak‑anak manusia. Mereka berbicara mengenai hidup dan pelayanan‑Nya, penolakan‑Nya oleh mereka yang Ia datang untuk menyelamatkan, ujian dan penyaliban‑Nya, kebangkitan‑Nya, dan kenaikan‑Nya ke surga, di sana untuk bertindak sebagai pengacara manusia. Dengan demikian, dalam Roh dan kuasa Allah, Paulus dan Barnabas mengkhotbahkan Injil di Listra.
Pada suatu waktu, sementara Paulus sedang menceritakan kepada orang banyak tentang pekerjaan Kristus sebagai penyembuh orang sakit dan yang dirundung malang, ia melihat di antara pendengar‑pendengarnya seorang timpang yang matanya terpaku kepadanya dan menerima serta percaya akan perkataannya. Hati Paulus menaruh simpati terhadap orang yang dirundung malang itu, yang dalamnya ia melihat seorang yang "mempunyai iman untuk disembuhkan. " Di hadapan orang‑orang yang menyembah berhala Paulus memerintahkan orang yang timpang untuk tegak berdiri pada kakinya. Sampai saat itu penderita itu hanya sanggup duduk saja, tetapi sekarang setelah ia mendengar perintah Paulus dan untuk kali yang pertama dalam hidupnya ia dapat berdiri dengan kakinya. Kekuatan datang dengan usaha iman ini dan ia yang telah lumpuh dapat "melompat dan berjalan."
"Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat oleh Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia, Dewa‑dewa telah turun ke tengah‑tengah kita dalam rupa manusia." Sebutan ini adalah sesuai dengan tradisi mereka bahwa dewa itu sering melawat ke bumi ini. Barnabas yang mereka sebut Zeus, bapa segala ilah, sebab rupanya yang dihormati, sikapnya yang mulia, dan ketenangan serta kebajikan yang dinyatakan pada wajahnya. Mereka percaya bahwa Paulus sebagai Hermes, "karena ia yang berbicara," sungguh‑sungguh dan aktif, dan fasih dengan perkataan amaran dan nasihat.
Orang‑orang Listra, ingin menunjukkan rasa terima kasih mereka, membujuk imam Zeus untuk melakukan kehormatan kepada rasul-rasul, dan ia "membawa lembu‑lembu jantan dan karangan‑karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban bersama‑sama dengan orang banyak kepada rasul‑rasul itu." Paulus dan Barnabas, yang telah mencari perhentian dan istirahat, tidak sadar akan persiapan ini. Tetapi tidak lama kemudian, perhatian mereka tertarik kepada bunyi musik dan teriakan yang riuh rendah bunyinya dari orang banyak yang telah datang ke dalam rumah di mana mereka tinggal.
Bila rasul‑rasul memastikan sebab daripada kunjungan ini dan kegembiraan orang yang mengunjunginya "mereka mengoyakkan pakaian mereka, lalu berlari ke tengah‑tengah orang banyak itu" dengan pengharapan untuk mencegah tindakan mereka yang seperti itu. Dalam suara yang nyaring dan bergema, di antara teriakan orang banyak, Paulus meminta perhatian mereka; dan sementara keributan tiba‑tiba berhenti, ia mengatakan: "Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia‑sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan segala bangsa menuruti jalannya masing‑masing, namun Ia bukan tidak menyatakan diri‑Nya dengan berbagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim‑musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan."

Meskipun penyangkalan yang positif dari rasul‑rasul bahwa pekabaran mereka adalah Ilahi, dan meskipun usaha Paulus untuk mengalihkan perhatian orang banyak kepada Allah yang benar sebagai satu‑satunya cara yang cocok untuk pemujaan, hampir mustahil untuk membalikkan ingatan dari orang‑orang kafir untuk mempersembahkan korban. Begitu teguh kepercayaan mereka bahwa orang‑orang ini adalah betul‑betul dewa dan begitu besar semangat mereka, sehingga mereka benci untuk mengakui kesalahan mereka. Catatan mengatakan bahwa mereka "hampir‑hampir tidak dapat mereka mencegah".
Orang‑orang Listra mengeluarkan pendapat bahwa mereka telah memandang dengan mata mereka sendiri akan kuasa yang ajaib yang dijalankan oleh rasul‑rasul. Mereka telah melihat seorang lumpuh yang tidak dapat berjalan sebelumnya, dijadikan bersuka dalam kesehatan dan kekuatan yang sempurna. Hanyalah oleh bujukan pada pihak Paulus dan penjelasan yang hati‑hati mengenai tugasnya sendiri dan Barnabas sebagai utusan Allah yang di surga dan Anak‑Nya, Penyembuh yang besar, sehingga orang banyak diyakinkan untuk tidak meneruskan maksud mereka.
Pekerjaan Paulus dan Barnabas di Listra tiba‑tiba dihentikan oleh kebencian "orang‑orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium," yang sesudah mempelajari kemajuan pekerjaan rasul‑rasul di antara orang‑orang Likonia, telah mengambil keputusan untuk mengikut mereka serta menganiaya mereka. Setelah tiba di Listra, orang‑orang Yahudi ini segera berhasil dalam mengilhamkan orang banyak dengan kepahitan roh yang sama yang menggerakkan pikiran mereka sendiri. Oleh gambaran yang keliru dan fitnahan mereka yang baru‑baru ini telah menganggap Paulus dan Barnabas sebagai makhluk Ilahi telah diyakinkan bahwa sebenarnya rasul‑rasul adalah lebih kejam daripada pembunuh‑pembunuh dan patut dibunuh.
Kekecewaan yang dirasakan orang‑orang Listra sebab tidak diberi kesempatan untuk memberikan persembahan kepada rasul‑rasul, membuat mereka berbalik melawan Paulus dan Barnabas dengan penuh semangat sebagaimana mereka telah menyambut mereka sebagai ilah. Dihasut oleh orang‑orang Yahudi, mereka merencanakan untuk menyerang rasul‑rasul itu dengan kekerasan. Orang‑orang Yahudi meminta kepada mereka untuk tidak memberikan Paulus suatu kesempatan berbicara, menyatakan bahwa kalau mereka memberikan dia kesempatan ini, ia akan memperdaya orang banyak.
Dengan segera rencana pembunuhan dari musuh‑musuh Injil dilaksanakan. Menyerah kepada pengaruh kejahatan, orang‑orang Listra dipengaruhi oleh amarah Setan, dan menangkap Paulus, melontari dia dengan batu. Rasul itu berpikir bahwa ajalnya telah tiba. Kematian Stefanus, dan bagian yang kejam yang telah dilakukannya sendiri pada kesempatan itu, datang dengan cepat dalam pikirannya. Dengan penuh luka memar yang menyakitkan menyebabkan dia jatuh tak sadarkan diri ke tanah, dan rombongan yang marah itu "menyeretnya ke luar kota, karena menyangka bahwa ia telah mati."
Dalam kegelapan dan masa pencobaan ini rombongan orang‑orang percaya dari Listra, yang lewat pelayanan Paulus dan Barnabas telah ditobatkan kepada iman Yesus, tinggal setia dan benar. Pertentangan yang tidak masuk di akal dan penganiaya yang kejam oleh musuh‑musuh mereka membantu untuk menguatkan iman saudara‑saudara yang berserah ini; dan sekarang, menghadapi bahaya dan caci maki, mereka menunjukkan kesetiaan mereka oleh berkumpul dengan rasa sedih di sekeliling tubuhnya yang mereka percaya sudah mati.

Alangkah besar keheranan mereka ketika di tengah‑tengah tangisan mereka tiba‑tiba rasul itu mengangkat kepalanya dan bangkit dengan pujian kepada Allah dari mulutnya. Kepada orang‑orang percaya pemulihan yang tidak disangka‑sangka terhadap hamba Allah ini dianggap sebagai mukjizat dari kuasa Ilahi dan tampaknya merupakan tanda surga atas perubahan iman mereka. Mereka bersuka dengan kesukaan yang tidak terperikan dan memuji Allah dengan iman yang baru.
Di antara mereka yang ditobatkan di Listra, dan yang menjadi saksi‑saksi dengan mata sendiri tentang penderitaan Paulus, ada seorang yang sesudah itu menjadi pekerja yang terkenal bagi Kristus dan yang harus mengambil bagian dengan rasul itu segala ujian dan kesenangan pekerjaan perintis di ladang‑ladang yang sulit. Inilah seorang muda yang bernama Timotius. Waktu Paulus ditarik keluar dari kota, murid yang muda ini ada di antara jumlah yang berdiri di samping tubuhnya yang nampaknya tidak bernyawa serta melihat dia bangkit, disakiti dan berlumuran darah, tetapi dengan pujian dari mulutnya ia telah diizinkan untuk menderita atas nama Kristus.
Hari berikutnya setelah Paulus dilontari dengan batu, rasul‑rasul berangkat ke Derbe, di mana pekerjaan mereka diberkati, dan banyak jiwa dipimpin untuk menerima Kristus sebagai Juruselamat. Tetapi ketika "Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid," baik Paulus maupun Barnabas merasa tidak puas dengan membawa pekerjaan berikutnya ke mana saja tanpa menguatkan iman orang‑orang yang bertobat terlebih dulu yang terpaksa ditinggalkan sendirian untuk sementara waktu di tempat di mana mereka baru‑baru ini telah bekerja. Dan dengan demikian, tidak khawatir oleh bahaya, "kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. Di tempat itu mereka menguatkan hati murid‑murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman." Banyak yang telah menerima kabar baik tentang Injil dan membuka dirinya sendiri kepada celaan dan pertentangan. Inilah yang rasul‑rasul ingin dirikan dalam iman supaya pekerjaan yang dilakukan boleh tetap teguh.
Sebagai suatu faktor yang penting dalam pertumbuhan rohani dari orang‑orang yang baru bertobat rasul‑rasul itu berhati‑hati membentengi mereka dengan usaha perlindungan terhadap pengajaran Injil. Gereja‑gereja sudah diorganisasi di segala tempat di Likaonia dan Pisidia di mana ada orang percaya. Pegawai‑pegawai ditentukan dalam tiap‑tiap sidang, dan peraturan dan sistem sebagai penuntun sehubungan dengan urusan‑urusan kesejahteraan rohani orang‑orang percaya.
Ini sesuai dengan rencana Injil untuk mempersatukan di dalam satu tubuh segala orang percaya dalam Kristus, dan rencana ini diikuti Paulus dengan berhati‑hati sekali selama pelayanannya. Mereka yang pada suatu tempat dipimpin oleh pekerjaannya untuk menerima Kristus sebagai Juruselamat pada waktu yang tepat diorganisasi menjadi sidang. Meskipun ketika itu orang‑orang percaya hanya sedikit jumlahnya, ini telah terjadi. Orang‑orang Kristen dengan demikian diajar untuk menolong satu dengan yang lain, mengingat janji, "Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama‑Ku, di situ Aku ada di tengah‑tengah mereka." Matius 18:20
Dan dengan demikian Paulus tidak melupakan gereja‑gereja yang diperdirikan. Kesulitan gereja‑gereja ini tetap pada pikirannya sebagai satu beban yang kian bertambah. Betapa kecilnya usaha yang ada, namun itulah tujuan perhatiannya yang tetap. Ia menjaga gereja‑gereja yang lebih kecil dengan sabarnya, menyadari bahwa mereka memerlukan penjagaan yang istimewa supaya anggota‑anggota dapat berdiri di atas kebenaran dengan saksama dan diajar berusaha dengan sungguh‑sungguh, dan tidak mementingkan diri sendiri tetapi untuk orang‑orang yang ada di sekitar mereka.

Dalam segala usaha pengabaran Injil mereka, Paulus dan Barnabas berusaha untuk mengikuti teladan pengorbanan Kristus yang sukarela dan setia, dan pekerjaan yang sungguh‑sungguh bagi jiwa‑jiwa. Mata terbuka lebar, rajin, tidak mengenal jerih payah, mereka tidak berunding dengan kehendak hati atau untuk mereka pribadi, tetapi dengan rasa cemas dan penuh doa serta kegiatan yang tak henti‑hentinya mereka menabur benih kebenaran. Dan dengan penaburan benih rasul‑rasul sangat berhati‑hati dalam memberi kepada semua orang yang berdiri untuk Injil, pengajaran yang berguna yang tak ternilai harganya. Roh kesungguh‑sungguhan dan rasa takut yang saleh membuat pikiran murid‑murid yang baru suatu kesan yang mendalam mengenai pentingnya pekabaran Injil.
Bila manusia yang diharapkan dan sanggup bertobat, sama halnya dengan Timotius, Paulus dan Barnabas berusaha dengan sungguh‑sungguh untuk menunjukkan kepada mereka pentingnya bekerja dalam kebun anggur. Dan waktu rasul‑rasul berangkat ke tempat lain, iman orang‑orang ini tidak luntur, tetapi sebaliknya bertambah‑tambah. Mereka telah diajarkan dengan setia dalam jalan Tuhan, dan telah diajar bagaimana bekerja dengan tidak mementingkan diri, dengan sungguh‑sungguh, dengan tabah, untuk keselamatan sesama manusia. Latihan saksama bagi orang yang masih baru bertobat ini adalah suatu faktor yang penting dalam kemajuan yang luar biasa yang menyertai khotbah Injil Paulus dan Barnabas di negeri‑negeri kafir.
Perjalanan misionaris yang pertama berakhir dengan cepatnya. Menghargai sidang‑sidang yang baru diorganisasi kepada Tuhan, rasul‑rasul pergi ke Pamfilia "memberitakan firman di Perga, lalu pergi ke Atalia, dan dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia."

No comments:

Post a Comment