Tibanya Silas dan Timotius
dari Makedonia, selama persinggahan Paulus di Korintus, telah menggembirakan
rasul itu. Mereka membawa kepadanya "kabar baik" tentang "iman
dan kasih" dari mereka yang telah menerima kebenaran selama kunjungan yang
pertama dari pesuruh‑pesuruh Injil kepada orang Tesalonika. Hati Paulus
menunjukkan dengan lemah lembut terhadap orang‑orang percaya ini, yang di
tengah‑tengah pencobaan dan kesengsaraan, telah tetap setia kepada Allah. Ia
rindu untuk mengunjungi mereka secara pribadi, tetapi sebab hal ini tidak
mungkin, ia menulis kepada mereka.
Dalam suratnya kepada
sidang di Tesalonika rasul itu menyatakan terima kasihnya kepada Allah karena
kabar yang baik dari pertambahan iman mereka. "Kami juga, saudara‑saudara,"
ia menulis, "dalam segala kesesakan dan kesukaran kami menjadi terhibur
oleh kamu dan oleh imanmu. Sekarang kami hidup kembali, asal saja kamu teguh
berdiri di dalam Tuhan. Sebab ucapan syukur apakah yang dapat kami persembahkan
kepada Allah atas segala sukacita, yang kami peroleh karena kamu, di hadapan
Allah kita? Siang‑malam kami berdoa sungguh-sungguh, supaya kita bertemu muka
dengan muka dengan menambahkan apa yang masih kurang pada imanmu."
"Kami selalu mengucap
syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami. Sebab
kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan
pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa
kita."
Banyak dari orang‑orang
percaya di Tesalonika telah "berbalik dari
(Bab ini berdasarkan surat
kepada Tesalonika)
berhala‑berhala kepada
Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar." Mereka telah
"menerima firman itu dengan sukacita;" sesudah hati mereka dipenuhi
dengan "kesukaan Roh Kudus." Rasul mengatakan bahwa dalam kesetiaan mereka
untuk mengikuti Tuhan mereka "menjadi teladan untuk semua orang yang
percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya." Perkataan pujian ini adalah
tidak pantas; "karena dari antara kamu," ia menulis "firman
Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat
telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah sehingga kamu tidak usah
mengatakan apa‑apa tentang hal itu."
Orang‑orang percaya di
Tesalonika adalah misionaris‑misionaris yang sebenarnya. Hati mereka menyala
dengan semangat untuk Juruselamat mereka, yang telah meluputkan mereka dari
"murka yang akan datang." Melalui rahmat Kristus perubahan yang ajaib
ini telah terjadi dalam kehidupan mereka, dan perkataan Tuhan, sebagaimana
diucapkan kepada mereka, dipenuhi dengan kuasa. Hati dimenangkan oleh kebenaran
yang dipersembahkan, dan jiwa‑jiwa ditambahkan kepada jumlah orang percaya.
Dalam suratnya yang
pertama, Paulus menunjuk kepada cara kerjanya di antara orang‑orang Tesalonika.
Ia menyatakan bahwa ia tidak berusaha untuk mencari orang bertobat melalui
penipuan atau tipu muslihat. "Sebaliknya, karena Allah telah menganggap
kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara,
bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji
hati kita. Karena kami tidak pernah bermulut manis hal itu kami ketahui dan
tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi Allah adalah saksi juga
tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari
orang‑orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul‑rasul
Kristus. Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu
mengasuh dan merawat anak‑anaknya. Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang
besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga
hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi."
"Kamu adalah saksi,
demikian juga Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di
antara kamu, yang percaya. Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak‑anaknya,
telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang, dan meminta
dengan sangat, supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil
kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaan‑Nya.
"Dan karena itulah
kami tidak putus‑putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah
menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia,
tetapi‑‑dan memang sungguh‑sungguh demikian‑ sebagai firman Allah, yang bekerja
juga di dalam kamu yang percaya." "Sebab siapakah pengharapan kami
atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita,
pada waktu kedatangan‑Nya, kalau bukan kamu? Sungguh kamulah kemuliaan kami dan
sukacita kami."
Dalam suratan yang pertama
kepada orang‑orang percaya di Tesalonika, Paulus berusaha untuk mengajarkan
mereka mengenai keadaan yang sebenarnya daripada orang mati. Ia bicara tentang
mereka yang mati seperti tidur‑ dalam keadaan tidak sadar: "Selanjutnya
kami tidak mau, saudara‑saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka
yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang‑orang lain yang
tidak mempunyai pengharapan. Karena jika kita percaya, bahwa Yesus telah mati
dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam
Yesus akan dikumpulkan Allah bersama‑sama dengan Dia .... Sebab pada waktu
tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah
berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari surga dan mereka yang mati dalam
Kristus akan lebih dulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih
tinggal, akan diangkat bersama‑sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan
di angkasa. Demikianlah kita akan selama‑lamanya bersama‑sama dengan
Tuhan."
Orang‑orang Tesalonika
ingin memahami buah pikiran bahwa Kristus akan datang untuk mengubahkan yang
setia yang masih hidup, akan mengambil mereka kepada diri‑Nya sendiri. Mereka
dengan hati‑hati menjaga kehidupan teman‑teman mereka, supaya jangan mereka
mati dan kehilangan berkat yang mereka harapkan untuk menerimanya pada waktu
kedatangan Tuhan. Tetapi satu‑persatu kekasih‑kekasih mereka telah diangkat
dari mereka, dan dengan kesedihan orang‑orang Tesalonika telah memandang untuk
waktu yang terakhir pada wajah orang‑orang yang sudah mati, hampir tidak berani
mengharapkan untuk bertemu dengan mereka dalam kehidupan yang akan datang.
Sedang suratan Paulus
dibuka dan dibaca, kesukaan dan penghiburan yang besar telah dibawa kepada
sidang oleh perkataan yang menyatakan keadaan yang sebenarnya dari orang mati.
Paulus menunjukkan bahwa mereka yang hidup bila Yesus akan datang tidak akan
pergi untuk menemui Tuhan mereka lebih dulu daripada mereka yang telah tertidur
dalam Yesus. Suara Penghulu malaikat dan sangkakala Allah akan membangkitkan
mereka yang tertidur, dan yang mati dalam Kristus akan bangkit lebih dulu
sebelum jamahan kebakaan akan diberikan kepada hidup. "Sesudah itu, kita
yang hidup, akan diangkat bersama‑sama dengan mereka dalam awan menyongsong
Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama‑lamanya bersama‑sama dengan
Tuhan. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan‑perkataan
ini."
Pengharapan dan kesukaan
yang dibawa oleh jaminan ini kepada sidang Tuhan yang baru di Tesalonika hampir
tidak dapat dihargai oleh kita. Mereka percaya dan menghargai surat yang
dikirim kepada mereka oleh bapa mereka di dalam Injil, dan hati mereka keluar
dengan kasih kepadanya. Ia telah memberitahukan kepada mereka perkara‑perkara
ini sebelumnya; tetapi pada waktu itu pikiran mereka bergumul untuk mencari
tahu pengajaran‑pengajaran itu yang tampaknya baru dan aneh, dan tidaklah
mengherankan bahwa tenaga pada beberapa segi tidak diberi kesan dengan jelasnya
ke atas pikiran mereka. Tetapi mereka lapar akan kebenaran, dan suratan Paulus
memberikan kepada mereka pengharapan dan kekuatan yang baru, dan suatu iman
yang akan lebih teguh, dan kasih yang lebih dalam kepada Seorang yang melalui
kematian‑Nya telah membawa kehidupan dan sifat baka kepada terang.
Sekarang mereka bersuka
dalam pengetahuan bahwa sahabat‑sahabat mereka yang percaya akan dibangkitkan
dari kubur untuk hidup selama‑lamanya dalam kerajaan Allah. Kegelapan yang
menyelubungi tempat peristirahatan orang‑orang mati telah dilenyapkan. Suatu
kemegahan yang baru memahkotai iman orang Kristen, dan mereka melihat suatu
kemuliaan yang baru dalam kehidupan kematian, dan kebangkitan Kristus.
"Kita percaya juga
bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama‑sama
dengan Dia", Paulus menulis. Banyak orang menafsirkan dan mengartikan
pasal ini bahwa orang‑orang yang tidur akan dibawa dengan Kristus ke dalam
surga; tetapi Paulus mengartikan bahwa sebagaimana Kristus dibangkitkan dari
orang mati, demikianlah Allah akan membangkitkan orang‑orang suci yang tidur
dari kubur mereka dan membawa mereka bersama Dia ke surga. Penghiburan yang
berharga! Pengharapan yang mulia! Bukan saja kepada sidang di Tesalonika,
tetapi kepada semua orang Kristen di mana pun mereka berada.
Sementara bekerja di
Tesalonika, Paulus telah mencakup sepenuhnya pokok pelajaran tentang tanda‑tanda
zaman ini, yang menunjukkan peristiwa‑peristiwa apa yang akan terjadi sebelum
kenyataan Anak manusia di awan‑awan di langit, sehingga ia tidak menganggap
perlu untuk menulis panjang‑lebar tentang persoalan ini. Tetapi, ia dengan
tegas menunjuk kepada ajarannya yang dulu itu. "Tentang zaman dan
masa" ia berkata, "tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu
sendiri tahu benar‑benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam.
Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman maka tiba‑tiba mereka
ditimpa oleh kebinasaan."
Dalam dunia dewasa ini
banyak orang yang menutup mata mereka terhadap bukti‑bukti yang telah diberikan
oleh Kristus amaran kepada manusia tentang kedatangan‑Nya. Mereka berusaha
untuk mendiamkan segala keprihatinan ini, sementara pada waktu yang sama tanda‑tanda
akhir zaman sedang digenapi dengan cepatnya, dan dunia sedang mendekati kepada
waktu bila Anak manusia akan dinyatakan dalam awan‑awan di langit. Paulus mengajarkan
bahwa berdosalah bersikap acuh‑tak‑acuh terhadap tanda‑tanda yang akan
mendahului kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Mereka yang bersalah untuk
kelalaian ini disebutnya anak‑anak malam dan kegelapan. Ia memberanikan untuk
berjaga‑jaga dan waspada dengan perkataan ini: "Tetapi kamu, saudara‑saudara,
kamu tidak hidup dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba‑tiba mendatangi kamu
seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak‑anak terang dan anak‑anak siang.
Kita bukanlah orang‑orang malam atau orang‑orang kegelapan. Sebab itu baiklah
jangan kita tidur seperti orang‑orang lain, tetapi berjaga‑jaga dan
sadar."
Amatlah penting kepada
sidang pada zaman kita tentang ajaran rasul mengenai persoalan ini. Kepada
mereka yang hidup begitu dekat kepada kesempurnaan yang besar ini, perkataan
Paulus harus datang dengan tenaga yang jitu: "Tetapi kita, yang adalah
orang‑orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan
berketopongkan pengharapan keselamatan. Karena Allah tidak menetapkan kita untuk
ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita,
yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga‑jaga, entah kita tidur,
kita hidup bersama‑sama dengan Dia."
Orang Kristen yang waspada
adalah orang Kristen yang bekerja, berusaha dengan rajin untuk melakukan segala
perkara dalam kuasanya demi kemajuan Injil. Sementara kasih akan Penebusnya
bertambah, demikian juga halnya dengan kasih kepada sesama manusia. Ia
mengalami pencobaan yang keras, seperti yang dialami oleh Tuhannya; tetapi ia
tidak membiarkan kesusahan memasamkan mukanya atau merusakkan ketenangan
pikirannya. Ia mengetahui bahwa pencobaan, kalau dipikul dengan baik, akan
menghaluskan dan menyucikan dia, dan membawa dia ke dalam persekutuan yang erat
dengan Kristus. Mereka yang mengambil bagian dari penderitaan Kristus akan juga
mengambil bagian dari penghiburan‑Nya dan akhirnya membagikan kemuliaan‑Nya.
"Kami minta kepadamu,
saudara‑saudaraku," Paulus melanjutkan dalam suratnya kepada orang‑orang
Tesalonika, "supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara
kamu, yang memimpin kamu di dalam Tuhan, dan yang menegur kamu; dan supaya kamu
sungguh‑sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah
selalu dalam damai seorang dengan yang lain."
Orang-orang percaya di
Tesalonika sangat terganggu oleh orang‑orang yang datang kepada mereka dengan
buah pikiran dan doktrin yang fanatik. "Ada orang yang tidak tertib
hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal‑hal yang tidak berguna."
Sidang sudah diorganisasikan dengan baik, dan pegawai‑pegawai ditentukan untuk
bertindak sebagai pendeta‑pendeta dan diaken‑diaken. Tetapi ada beberapa orang,
yang suka akan jalan sendiri dan tidak sabar, yang enggan untuk lebih tunduk
kepada mereka yang memegang kedudukan dan kekuasaan dalam sidang. Mereka
menuntut bukan saja hak pertimbangan pribadi, tetapi mereka mendesakkan secara
umum pandangan mereka kepada sidang. Memandang akan hal ini, Paulus menarik
perhatian orang‑orang Tesalonika kepada perasaan segan dan hormat yang harus
ditunjukkan kepada mereka yang telah dipilih menduduki jabatan kekuasaan dalam
sidang.
Dalam kecemasannya bahwa
orang‑orang percaya di Tesalonika harus berjalan dalam takut akan Allah, rasul
itu memohon dengan mereka untuk menyatakan kesalehan yang praktis dalam
kehidupan sehari‑hari. "Kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus:
Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan
kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu
melakukannya lebih bersungguh‑sungguh lagi. Kamu tahu juga petunjuk‑petunjuk
mana yang kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus. Karena inilah kehendak
Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan." "Karena
Allah kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang
kudus."
Rasul itu merasa bahwa ia
mempunyai pertanggunganjawab yang luas untuk keselamatan rohani dari orang‑orang
yang bertobat di bawah pekerjaannya. Kerinduannya bagi mereka ialah bahwa
mereka boleh bertambah‑tambah dalam pengetahuan satu‑satunya akan Allah yang
benar, dan Yesus Kristus, yang telah diutus‑Nya. Sering dalam pelayanannya ia
bertemu dengan rombongan kecil dari pria dan wanita yang mengasihi Yesus, dan
menundukkan kepala mereka di dalam doa, meminta kepada Allah untuk mengajar
mereka bagaimana caranya mempertahankan suatu kehidupan yang dihubungkan dengan
Dia. Sering ia berembuk dengan mereka mengenai metode yang terbaik untuk
memberikan kepada orang lain terang kebenaran Injil. Dan sering, bila
dipisahkan dari mereka untuk siapa ia telah bekerja, ia memohon kepada Allah
untuk menjaga mereka dari kejahatan dan menolong mereka untuk menjadi
misionaris yang sungguh‑sungguh dan aktif.
Salah satu dari bukti‑bukti
yang paling kuat dari pertobatan yang benar adalah kasih kepada Allah dan
manusia. Mereka yang menerima Yesus sebagai Juruselamat mempunyai suatu kasih
yang dalam dan sungguh‑sungguh untuk orang lain yang mempunyai iman yang
berharga. Demikianlah keadaannya dengan orang‑orang percaya di Tesalonika.
"Tentang kasih persaudaraan," rasul itu menulis, "tidak perlu
dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari
Allah. Hal itu kamu lakukan juga terhadap semua saudara di seluruh wilayah
Makedonia. Tetapi kami menasihati kamu, saudara‑saudara, supaya kamu lebih
bersungguh‑sungguh lagi melakukannya. Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan
untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan‑persoalan sendiri dan bekerja
dengan tangan, seperti yang telah kami pesankan kepadamu, sehingga kamu hidup
sebagai orang‑orang yang sopan di mata orang luar dan tidak bergantung pada
mereka."
"Dan kiranya Tuhan
menjadikan kamu bertambah‑tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap
yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu.
Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah
dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus‑Nya."
"Kami juga menasihati
kamu, saudara‑saudara, tegurlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah
mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua
orang. Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat,
tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing‑masing dan terhadap
semua orang."
Rasul itu mengamarkan
kepada orang‑orang Tesalonika untuk tidak menghinakan pemberian nubuatan, dan
dalam perkataan, "Jangan padamkan Roh, dan janganlah anggap rendah nubuat‑nubuat.
Ujilah segala perkara dan peganglah yang baik," ia memerintahkan suatu
perbedaan yang teliti dalam membedakan yang salah dari yang benar. Ia memohon
mereka untuk "jauhkan dirimu dari segala jenis kejahatan;" dan ia
menutup suratnya dengan doa bahwa Allah akan menyucikan mereka seluruhnya,
sehingga dalam "roh, jiwa dan tubuh" mereka boleh "terpelihara
sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Ia yang
memanggil kamu adalah setia," ia menambahkan, "Ia juga akan
menggenapinya."
Nasihat yang dikirimkan
oleh Paulus kepada orang‑orang Tesalonika dalam suratnya yang pertama mengenai
kedatangan Kristus yang kedua kalinya adalah selaras benar dengan ajarannya
yang dulu. Namun perkataannya disalahartikan oleh beberapa orang dari saudara‑saudara
orang Tesalonika. Mereka mengertikan dia untuk menyatakan pengharapan bahwa ia
sendiri akan hidup untuk menyaksikan kedatangan Tuhan. Kepercayaan ini menambah
semangat dan gairah mereka. Mereka yang sebelumnya telah meninggalkan tanggung
jawab dan kewajiban mereka, sekarang menjadi lebih teguh dalam mendesakkan
pikiran mereka yang salah.
Dalam suratnya yang kedua
Paulus berusaha membetulkan salah pengertiannya tentang pengajarannya dan
menunjukkan di hadapan mereka pendiriannya yang sebenarnya. Ia sekali lagi
menyatakan keyakinannya dalam ketulusan mereka, dan berterima kasih bahwa iman
mereka adalah teguh, dan kasih mereka melimpah untuk satu dengan yang lain dan
untuk pekerjaan Tuhan. Ia mengatakan kepada mereka bahwa ia menghadapkan mereka
kepada gereja‑gereja yang lain sebagai suatu teladan iman orang‑orang yang
sabar dan tekun, yang dengan berani menahan aniaya dan kekejaman, dan ia
membawa pikiran mereka kepada waktu kedatangan Kristus yang kedua kali, bila
umat Allah akan berhenti dari kesusahan dan kebimbangan mereka.
"Kami sendiri,"
ia menulis, "bermegah tentang kamu karena ketabahanmu dan imanmu dalam
segala penganiayaan dan penindasan yang kamu derita: . . . kepada kamu yang
ditindas, berlegalah bersama kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam surga
menyatakan diri‑Nya bersama‑sama dengan malaikat‑malaikat‑Nya, dalam kuasa‑Nya,
di dalam api yang bernyala‑nyala, dan mengadakan pembalasan terhadap mereka
yang tidak mau mengenal Allah, dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita.
Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari
hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan‑Nya .... Karena itu kami senantiasa
berdoa juga untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan‑Nya
dengan kekuatan‑Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan
segala pekerjaan imanmu, sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam
kamu dan kamu di dalam Dia, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus
Kristus."
Tetapi sebelum kedatangan
Kristus, perkembangan‑perkembangan yang penting dalam dunia agama, diramalkan
dalam nubuatan, akan terjadi. Rasul itu menyatakan: 'Kamu jangan lekas bingung
dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang
dikatakan dari kami, seolah‑olah hari Tuhan telah tiba. Janganlah kamu memberi
dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga. Sebab sebelum hari
itu haruslah datang dulu murtad dan haruslah dinyatakan dulu manusia durhaka,
yang harus binasa, yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang
disebut atau yang disembah sebagai Allah."
Perkataan Paulus seharusnya
tidak disalahartikan. Itu tidak harus diajarkan bahwa ia, oleh kenyataan yang
khusus, telah mengamarkan orang‑orang Tesalonika tentang segeranya kedatangan
Kristus itu. Kedudukan seperti itu akan menyebabkan kekacauan iman; karena
kekecewaan sering memimpin kepada hal kurang percaya. Sebab itu rasul itu
mengamarkan saudara‑saudara untuk tidak menerima pekabarannya seperti yang
datang dari dia, dan ia meneruskan untuk menekankan kenyataan bahwa kuasa Paus,
yang dengan jelas dilukiskan oleh nabi Daniel, masih akan bangkit dan
memaklumkan peperangan terhadap umat Allah. Sampai kuasa ini menjalankan
pekerjaannya yang membawa maut dan menghujat, akan sia‑sialah bagi sidang untuk
menantikan kedatangan Tuhan. "Tidakkah kamu ingat," Paulus bertanya,
"bahwa telah kerapkali kukatakan kepadamu, ketika aku masih bersama‑sama
dengan kamu?"
Ngerilah percobaan yang
akan menimpa sidang yang benar. Sedangkan pada waktu rasul itu sedang menulis,
"rahasia kedurhakaan" sudah memulai pekerjaannya. Perkembangan yang
akan terjadi pada waktu yang akan datang adalah "pekerjaan Iblis, dan akan
disertai rupa‑rupa perbuatan ajaib tanda‑tanda dan mukjizat‑mukjizat palsu,
dengan rupa‑rupa tipu daya jahat terhadap orang‑orang yang harus binasa."
Sungguh benar ucapan rasul
tentang mereka yang harus menolak untuk "mengasihi kebenaran!"
"Dan itulah sebabnya," ia menerangkan kepada semua orang yang dengan
sengaja menolak pekabaran kebenaran, "Allah mendatangkan kesesatan atas
mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, supaya dihukum semua orang
yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan." Manusia tidak
bebas dari hukuman untuk menolak akan amaran yang dikirimkan Allah kepada
mereka dengan kemurahan. Dari mereka yang terus‑menerus menolak amaran ini,
Allah menarik Roh‑Nya, meninggalkan mereka kepada penipuan yang mereka senangi.
Demikianlah Paulus
menggariskan pekerjaan yang jahat dari kuasa kejahatan yang harus berlangsung
selama abad‑abad kegelapan dan aniaya sebelum kedatangan Kristus. Orang‑orang
percaya di Tesalonika telah mengharap untuk kelepasan yang segera; sekarang
mereka diperingatkan untuk mengangkat dengan berani dan takut akan pekerjaan
Allah di hadapan mereka. Rasul itu memerintahkan mereka untuk tidak melalaikan
kewajiban mereka atau meninggalkan mereka untuk menunggu dengan sia‑sia.
Sesudah pengharapan mereka yang berapi‑api tentang kelepasan yang segera
rentetan kehidupan sehari‑hari dan pertentangan yang akan mereka hadapi akan
kelihatan sangat menakutkan. Sebab itu ia menasihati mereka untuk tetap di
dalam iman:
"Sebab itu, berdirilah
teguh dan berpeganglah pada ajaran‑ajaran yang kamu terima dari kami, baik
secara lisan, maupun secara tertulis. Dan Ia, Tuhan kita Yesus Kristus, dan
Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia‑Nya telah mengasihi kita dan yang
telah menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita,
kiranya menghibur dan menguatkan hatimu dalam pekerjaan dan perkataan yang
baik." "Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan
memelihara kamu terhadap yang jahat. Dan kami percaya dalam Tuhan, bahwa apa
yang kami pesankan kepadamu, kamu lakukan dan akan kamu lakukan. Kiranya Tuhan
tetap menujukan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus."
Pekerjaan orang‑orang
percaya telah diberikan kepada mereka oleh Allah. Oleh kesetiaan mereka pada
kebenaran mereka harus memberikan kepada orang‑orang lain terang yang mereka
telah terima. Rasul itu meminta kepada mereka untuk tidak menjadi lelah dalam
berbuat baik, dan menunjukkan kepada mereka teladannya sendiri tentang
kerajinan dalam perkara‑perkara rohani sementara bekerja dengan semangat yang
tidak mengenal jerih lelah dalam pekerjaan Kristus. Ia mempersalahkan mereka
yang telah memberikan diri sendiri kepada kegiatan yang lamban dan tidak
bertujuan, dan menunjukkan bahwa "mereka tetap tenang melakukan
pekerjaannya dan dengan demikian makan makanannya sendiri." Ia juga
memerintahkan kepada sidang untuk memisahkan persekutuan mereka dengan
seseorang yang terus‑menerus tidak mengindahkan petunjuk yang diberikan oleh
hamba‑hamba Allah. "Tetapi," ia menambahkan, "janganlah anggap
dia sebagai musuh, tetapi tegurlah dia sebagai seorang saudara."
Surat ini juga Paulus
akhiri dengan doa bahwa di tengah kesusahan dan ujian kehidupan damai Allah dan
kasih karunia Tuhan Yesus Kristus boleh menjadi penghiburan dan dukungan bagi
mereka.
No comments:
Post a Comment