"Pada masa itu, ketika
jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut‑sungut di antara orang‑orang
Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang‑orang Ibrani, karena pembagian
kepada janda‑janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari‑hari."
Sidang yang mula‑mula
terdiri dari banyak golongan orang, dari berbagai bangsa. Pada waktu kecurahan
Roh Kudus di hari Pentakosta, "Waktu itu di Yerusalem diam orang‑orang
Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit." Kisah 2:5.
Di antara mereka dari iman orang Ibrani yang telah berkumpul di Yerusalem ada
beberapa yang umumnya dikenal di antaranya sebagai orang‑orang Yunani, dan
orang‑orang Yahudi di Palestina yang sudah lama ada yang tidak lagi percaya dan
saling bermusuhan.
Mereka yang hatinya telah
ditobatkan di bawah pekerjaan rasul‑rasul telah dilembutkan dan dipersatukan
oleh kasih Ilahi. Meskipun ada dulu, semuanya sudah bersatu dengan yang lain.
Setan mengetahui bahwa selama persatuan ini terus ada, ia tidak akan berkuasa
menghentikan kemajuan kebenaran Injil; dan ia berusaha mengambil kesempatan
dari sifat pikiran yang dulu itu, dengan pengharapan bahwa dengan jalan itu ia
sanggup memperkenalkan kepada sidang unsur tidak ada persatuan.
Demikianlah terjadi bahwa
setelah murid‑murid dilipatgandakan, musuh berhasil membangkitkan prasangka
beberapa orang yang dulu biasa memandang dengan perasaan cemburu pada saudara‑saudaranya
di dalam iman dan mencari kesalahan atas para pemimpin rohani mereka dan
demikian "timbullah persungutan di antara orang‑orang Yahudi yang
berbahasa Yunani terhadap orang‑orang Ibrani." Sebab-sebab pengeluhan
adalah kegagalan kepada janda‑janda orang Yunani dalam pembagian bantuan setiap
hari. Sesuatu ketidakadilan akan berlawanan dengan roh Injil, dan Setan
berhasil dalam menerbitkan prasangka. Pertimbangan yang cepat harus diambil
untuk mengalihkan segala penyebab ketidakpuasan, supaya jangan musuh menang
dalam usahanya untuk membawa perpecahan di antara orang‑orang percaya.
Murid‑murid Yesus telah
mencapai suatu krisis dalam pengalaman mereka. Di bawah kepemimpinan yang
bijaksana dari rasul‑rasul, yang bersatu bekerja dalam kuasa Roh Kudus,
pekerjaan yang dipercayakan kepada pesuruh‑pesuruh Injil berkembang dengan
cepatnya. Sidang senantiasa menjadi besar, dan pertumbuhan keanggotaan ini
membawa beban yang berat terhadap mereka yang bertugas. Tak seorang pun, atau
malahan satu pasang orang pun, dapat meneruskan untuk membawa beban ini
sendirian, tanpa membahayakan kemakmuran masa depan sidang. Ada kepentingan
untuk penyebaran selanjutnya dari tanggung jawab‑tanggung jawab yang telah
ditanggung dengan sungguh‑sungguh oleh beberapa orang selama hari‑hari
permulaan dari sidang. Rasul‑rasul sekarang harus mengambil langkah penting
dalam menyempurnakan peraturan Injil dalam sidang oleh meletakkan kepada orang
lain sebagian beban‑beban yang sejauh itu dipikul oleh mereka sendiri.
Dengan mengadakan suatu
pertemuan orang‑orang percaya, rasul‑rasul dipimpin oleh Roh Kudus menyusun
suatu rencana untuk mengorganisasi lebih baik semua tenaga kerja sidang.
Waktunya telah tiba, rasul‑rasul itu menyatakan, ketika para pemimpin rohani
yang telah memimpin sidang harus diringankan dari tugas membagikan kepada orang‑orang
miskin dan dari beban yang sejenis, supaya mereka bebas untuk membawa pekerjaan
penginjilan. "Karena itu, saudara‑saudara," mereka berkata,
"pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh
Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, dan supaya kami
sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman." Nasihat
ini diikuti, dan oleh doa dan menumpangkan tangan, tujuh orang yang terpilih
telah diasingkan dengan penuh hikmat untuk kewajiban sebagai diaken‑diaken.
Pengangkatan ketujuh orang
untuk mengawasi bidang khusus dari pekerjaan itu, terbukti menjadi berkat yang
besar kepada sidang itu. Pegawai‑pegawai ini memberi perhatian yang teliti
kepada keperluan‑keperluan pribadi dan juga di bidang keuangan sidang, dan oleh
pimpinan mereka yang berhati‑hati dan teladan mereka yang saleh, mereka menjadi
suatu pertolongan yang penting kepada teman sekerja mereka dalam bersama‑sama
mempersatukan minat sidang yang bermacam‑macam ke dalam satu kesatuan.
Karena langkah ini adalah
perintah Allah, hal itu segera terbukti dari hasil‑hasil yang baik yang
kelihatan. "Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem
makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan
percaya." Pengumpulan jiwa‑jiwa ini disebabkan oleh kebebasan yang lebih
besar yang didapat oleh rasul‑rasul dan semangat dan kuasa yang ditunjukkan
oleh ketujuh diaken itu. Fakta bahwa saudara‑saudara ini telah ditetapkan untuk
pekerjaan yang terutama untuk menjaga keperluan‑keperluan orang miskin, bukan
berarti tidak melibatkan mereka dari mengajarkan iman itu. Sebaliknya, mereka
disanggupkan untuk memberi petunjuk kepada orang‑orang lain dalam kebenaran,
dan mereka sedang mengusahakan pekerjaan dengan kesungguh‑sungguhan dan
mencapai kemajuan besar.
Kepada sidang yang mula‑mula
telah dipercayakan pekerjaan yang semakin besar‑‑bahwa oleh mendirikan pusat
terang dan berkat di mana pun mereka berada, jiwa‑jiwa yang jujur akan
memberikan diri mereka sendiri untuk pekerjaan Kristus. Pemasyhuran Injil
haruslah meluas, dan pesuruh‑pesuruh salib tidak dapat mengharapkan untuk
memenuhi tugas mereka yang penting kecuali mereka tinggal bersatu dalam ikatan
persatuan Kristen dan dengan demikian menyatakan kepada dunia bahwa mereka
adalah satu dengan Kristus di dalam Allah. Bukankah Pemimpin Ilahi mereka
berdoa kepada Bapa, "Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama‑Mu,
yaitu nama‑Mu yang telah Engkau berikan kepada‑Ku, supaya mereka menjadi satu
sama seperti Kita." Dan bukankah Ia telah menyatakan kepada murid‑murid‑Nya
"Dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia." Bukankah Ia
telah memohonkan kepada Bapa supaya mereka "menjadi satu,"
"supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku?"
Yohanes 17:11, 14, 23, 21. Kehidupan rohani dan kuasa mereka bergantung kepada
hubungan yang erat dengan Seorang oleh siapa mereka telah diperintahkan untuk
mengabarkan Injil.
Hanya apabila mereka
bersatu dengan Kristus dapatlah murid‑murid itu mengharapkan untuk mendapat
kuasa dari Roh Kudus yang mengiringi, dan bekerja sama dengan malaikat‑malaikat
surga. Dengan pertolongan alat‑alat Ilahi mereka akan menghadapkan kepada dunia
suatu persatuan yang utuh dan akan menang dalam pergumulan yang mereka akan
hadapi dengan tidak henti‑hentinya terhadap kuasa kegelapan. Karena mereka
harus bekerja dengan persatuan, utusan‑utusan surga akan pergi mendahului di
hadapan mereka, membukakan jalan; hati akan disediakan untuk menerima
kebenaran, dan banyak orang akan dimenangkan kepada Kristus. Selama mereka
tetap bersatu, sidang akan maju "laksana fajar merekah, indah bagaikan
bulan purnama, bercahaya bagaikan surya, dahsyat seperti bala tentara dengan
panji‑panjinya." Kidung Agung 6:10. Tidak ada sesuatu yang dapat menahan
kemajuannya. Sidang akan maju dari kemenangan kepada kemenangan, misinya
dipenuhi dengan kemuliaan untuk memasyhurkan Injil kepada dunia.
Pembentukan sidang di
Yerusalem adalah sebagai suatu contoh untuk pelayanan pembentukan sidang‑sidang
di setiap tempat di mana pesuruh‑pesuruh kebenaran harus memenangkan orang‑orang
bertobat kepada Injil. Kepada mereka yang diberikan tanggung jawab untuk
pengawasan sidang bukan berbuat seolah‑olah berkuasa atas warisan Allah,
melainkan sebagaimana gembala yang bijaksana, adalah untuk "gembalakanlah
kawanan domba Allah, . . . menjadi teladan bagi kawanan domba itu" (1
Petrus 5:2, 3); dan diaken‑diaken itu adalah orang‑orang "yang terkenal
baik, dan yang penuh Roh dan hikmat." Orang‑orang ini harus mengambil
kedudukan mereka dengan bersatu di pihak kebenaran dan untuk mempertahankannya
dengan teguh dan pasti. Dengan demikian mereka akan mempunyai suatu pengaruh
yang bersatu atas seluruh kawanan domba.
Kemudian dalam sejarah
sidang yang mula‑mula, bila di berbagai‑bagai tempat di dunia ini banyak
kelompok orang percaya telah dibentuk ke dalam sidang, selanjutnya pembentukan
sidang disempurnakan, supaya peraturan keseragaman tindakan dapat
dipertahankan. Tiap‑tiap anggota dinasihatkan untuk melakukan bagiannya dengan
baik. Masing‑masing harus melakukan dengan bijaksana akan talenta‑talenta yang
dipercayakan kepadanya. "Beberapa orang dikaruniai oleh Roh Kudus dengan
pemberian istimewa--"pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga
sebagai pengajar, selanjutnya, pemberian karunia untuk menyembuhkan, untuk
melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata‑kata dalam bahasa roh." 1
Korintus 12:28. Tetapi segala golongan pekerja ini harus bekerja dengan
keselarasan.
"Ada rupa‑rupa
karunia, tetapi satu Roh. Dan rupa‑rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada
berbagai‑bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu, yang mengerjakan
semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap‑tiap orang dikaruniakan
pernyataan Roh untuk kepentingan bersama. Sebab kepada yang seorang Roh
memberikan karunia untuk berkata‑kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh
yang sama memberikan karunia berkata‑kata dengan pengetahuan. Kepada yang
seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan
karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk
mengadakan mukjizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk
bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan
bermacam‑macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata‑kata
dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan
bahasa roh itu. Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang
sama, yang memberikan karunia kepada tiap‑tiap orang secara khusus, seperti
yang dikehendaki‑Nya. Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota‑anggotanya
banyak, dan segala anggota itu sekali pun banyak, merupakan satu tubuh,
demikian pula Kristus." 1 Korintus 12:4‑12.
Tanggung jawab yang penuh
khidmat terletak ke atas mereka yang dipanggil untuk bertindak sebagai pemimpin‑pemimpin
dalam sidang Allah di dunia. Pada zaman teokrasi, ketika Musa mencoba sendiri
membawa beban‑beban yang begitu berat sehingga tidak lama kemudian ia lelah
dengan itu, ia diberi nasihat oleh Yitro untuk merencanakan pembagian tanggung
jawab yang bijaksana. "Adapun engkau, wakililah bangsa itu di hadapan
Allah," Yitro memberi nasihat, "dan kau hadapkanlah perkara‑perkara
mereka kepada Allah. Kemudian haruslah engkau mengajarkan kepada mereka
ketetapan‑ketetapan dan keputusan‑keputusan dan memberitahukan kepada mereka jalan
yang harus dijalani dan pekerjaan yang harus dilakukan." Yitro lebih
lanjut menasihatkan bahwa orang‑orang selanjutnya ditunjuk untuk bertindak
sebagai "pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima
puluh orang dan pemimpin sepuluh orang. " Orang‑orang ini adalah
"orang‑orang yang cakap, dan takut akan Allah, orang‑orang yang dapat
dipercaya, dan orang‑orang yang benci kepada pengejaran suap." Mereka
haruslah "mengadili di antara manusia," dengan demikian meringankan
Musa dari tanggung jawab yang melelahkan dalam mempertimbangkan banyak perkara
yang kecil yang dapat diatasi dengan bijaksana oleh pembantu‑pembantu yang
berserah.
Waktu dan kekuatan dari
mereka yang dalam pemeliharaan Allah telah ditempatkan dalam kedudukan tanggung
jawab yang memimpin di dalam sidang, harus digunakan dalam mengurus perkara‑perkara
yang lebih berat yang memerlukan kebijaksanaan yang khusus dan kebesaran hati.
Bukanlah dalam peraturan Allah bahwa orang yang seperti itu harus diminta untuk
mengurus perkara‑perkara yang kecil yang orang‑orang lain akan sanggup
mengatasi. "Segala perkara yang besar haruslah dihadapkan mereka
kepadamu," Yitro mengusulkan kepada Musa, "tetapi segala perkara yang
kecil diadili mereka sendiri; dengan demikian mereka meringankan pekerjaanmu,
dan mereka bersama‑sama dengan engkau turut menanggungnya. Jika engkau berbuat
demikian dan Allah memerintahkan hal itu kepadamu, maka engkau akan sanggup
menahannya, dan seluruh bangsa ini akan pulang dengan senang ke
tempatnya."
Sesuai dengan rencana ini,
"Musa memilih orang‑orang
cakap dan mengangkat mereka
menjadi kepala atas bangsa itu, menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus
orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang. Mereka ini
mengadili di antara bangsa itu sewaktu‑waktu; perkara‑perkara yang sukar
dihadapkan mereka kepada Musa, tetapi perkara‑perkara yang kecil diadili mereka
sendiri." Keluaran 18:19‑26.
Kemudian, bila memilih
tujuh puluh tua‑tua untuk mengambil bagian dengan dia dalam tanggung jawab
kepemimpinan, Musa berhati‑hati memilih sebagai pembantu‑pembantunya, orang‑orang
yang mempunyai martabat, pertimbangan yang sehat, dan pengalaman. Dalam
perintahnya kepada tua‑tua ini pada waktu mereka diurapi, ia merencanakan
beberapa kecakapan yang cocok untuk menjadi seorang pemimpin yang bijaksana
dalam sidang. "Berilah perhatian kepada perkara‑perkara di antara saudara‑saudaramu,"
kata Musa, "dan berilah keputusan yang adil di dalam perkara‑perkara
antara seseorang dengan saudaranya atau dengan orang asing yang ada padanya.
Dalam mengadili jangan pandang bulu. Baik perkara orang kecil maupun perkara
orang besar harus kamu dengarkan. Jangan gentar terhadap siapa pun sebab
pengadilan adalah kepunyaan Allah." Ulangan 1:16, 17.
Raja Daud, menjelang akhir
pemerintahannya, menyerahkan suatu tugas yang penuh hikmat kepada mereka yang
membawa beban pekerjaan Allah pada zamannya. Memanggil ke Yerusalem
"segala pembesar Israel, yakni para kepala suku, para pemimpin rombongan,
orang‑orang yang melayani raja, para kepala pasukan seribu dan kepala pasukan
seratus, serta para kepala harta benda dan ternak kepunyaan raja dan anak‑anaknya;
bersama‑sama mereka juga para pegawai istana dan para perwira dan semua
pahlawan yang gagah perkasa," raja yang tua itu dengan sungguh‑sungguh
minta kepada mereka "di depan mata seluruh Israel, jemaah Tuhan, dan
dengan didengar Allah kita." "Peliharalah dan tuntutlah segala
perintah Tuhan, Allahmu." 1 Tawarikh 28:1, 8.
Kepada Salomo, sebagai
seorang yang dipanggil untuk menempati kedudukan tanggung jawab yang terkenal,
Daud memberikan suatu permohonan yang khusus: "Dan engkau, anakku Salomo
kenallah Allahnya ayahmu dan beribadahlah kepada‑Nya dengan tulus ikhlas
dan dengan rela hati, sebab Tuhan menyelidiki segala hati dan mengerti segala
niat dan cita‑cita. Jika engkau mencari Dia, maka Ia berkenan ditemui olehmu,
tetapi jika engkau meninggalkan Dia maka Ia akan membuang engkau untuk
selama‑lamanya. Camkanlah sekarang, sebab Tuhan telah memilih engkau: . . .
Kuatkanlah hatimu." 1 TAWARIKH 28:9, 10.
Prinsip‑prinsip yang sama
dari kesalehan dan keadilan yang harus memimpin penghulu‑penghulu di antara
umat Allah pada zaman Musa dan Daud, harus juga diikuti oleh mereka yang
diberikan pengawasan atas sidang Allah yang baru dibentuk dalam peraturan
Injil. Dalam pekerjaan untuk membereskan segala perkara dalam segala sidang,
dan mengurapi orang yang cocok untuk bertindak sebagai pegawai‑pegawai, rasul‑rasul
berpegang pada standar kepemimpinan yang tinggi sebagaimana digariskan dalam
buku Perjanjian Lama. Mereka mempertahankan bahwa ia yang dipanggil untuk
berdiri dalam tanggung jawab yang terkemuka dalam sidang "harus tidak
bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak
serakah, melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana,
adil, saleh, dapat menguasai diri dan berpegang kepada perkataan yang benar,
yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang
berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang‑penentangnya."
Titus 1:7‑9.
Peraturan yang
dipertahankan dalam gereja Kristus yang mula‑mula memungkinkan mereka untuk
maju dengan teguh sebagai suatu tentara yang berdisiplin baik yang mengenakan
selengkap senjata Allah. Kumpulan orang percaya, yang tersebar di tanah
yang luas, adalah anggota‑anggota dari satu tubuh; semuanya bergerak dengan
peraturan dan dengan selaras satu dengan yang lain. Bila pertikaian timbul
dalam sidang setempat, seperti kemudian timbul di Antiokhia dan di mana saja,
orang‑orang percaya tidak sanggup bersatu dengan sendirinya, persoalan seperti
itu tidak diizinkan menimbulkan perpecahan di dalam sidang, tetapi diserahkan
kepada sidang umum dari seluruh orang percaya, yang dibentuk dari delegasi yang
ditunjuk dari berbagai‑bagai sidang setempat, dengan rasul‑rasul dan tua‑tua
dalam jabatan tanggung jawab kepemimpinan. Dengan demikian usaha Setan untuk
menyerang sidang di tempat‑tempat yang terpencil dihadapi dengan usaha yang
dipersatukan dari semua pihak, dan rencana musuh untuk mengganggu dan
membinasakan digagalkan.
"Sebab Allah itu tidak
menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera. Sama seperti dalam semua jemaat
orang‑orang kudus." 1 Korintus 14:33. Ia menuntut agar peraturan dan
sistem dipelihara dalam menuntun kegiatan‑kegiatan sidang dewasa ini tidak
kurang daripada hari‑hari yang lampau. Ia menginginkan pekerjaan‑Nya dijalankan
dengan teliti dan tepat supaya Ia dapat menempatkan di atasnya meterai
persetujuan‑Nya. Orang Kristen harus dipersatukan dengan orang Kristen, sidang
dengan sidang, perantara manusia bekerja sama dengan Ilahi, setiap alat tunduk
kepada Roh Kudus, dan semuanya bersatu untuk memberikan kepada dunia kabar baik
tentang anugerah Allah.
No comments:
Post a Comment