Dalam pelayanannya rasul
Petrus mengunjungi orang‑orang percaya di Lida. Di sini dia menyembuhkan Eneas
yang sudah delapan tahun terbaring di tempat tidurnya karena lumpuh.
"Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau," rasul itu berkata:
"bangunlah engkau dan bereskanlah tempat tidurmu!" "Seketika itu
juga bangunlah orang itu. Semua penduduk Lida dan Saron melihat dia, lalu
mereka berbalik kepada Tuhan."
Di Yope, yang dekat Lida,
hiduplah seorang perempuan yang bernama Dorkas, yang perbuatan baiknya telah
menjadikan dia sangat dikasihi. Ia adalah murid Yesus yang layak, dan hidupnya
dipenuhi dengan kebaikan. Ia mengetahui siapa yang memerlukan pakaian yang
menyenangkan dan siapa yang memerlukan simpati dan dengan bebas ia melayani
yang miskin dan yang berdukacita. Jarinya yang cekatan adalah lebih aktif daripada
lidahnya.
Tetapi pada waktu itu ia
sakit lalu meninggal" Sidang Yope menyadari kehilangan mereka, dan setelah
mendengar bahwa Petrus ada di Lida, orang‑orang percaya mengirim pesuruh‑pesuruh
kepadanya mereka menyuruh dua orang kepadanya dengan permintaan:
"Segeralah datang ke tempat kami: Maka berkemaslah Petrus dan berangkat
bersama‑sama dengan mereka. Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas dan
semua janda berdiri dekatnya sambil menangis, mereka menunjukkan kepadanya
semua baju dan pakaian yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup." Mengingat
hidup pelayanan yang telah dihidupkan oleh Dorkas, tidak mengherankan jika
mereka
(Bab ini berdasarkan Kisah
Rasul‑rasul 9:32 sampai 11:18.)
berdukacita, sehingga air
mata yang hangat jatuh ke atas tanah liat yang lebam.
Hati rasul itu dijamah
dengan perasaan simpati sementara ia memandang kesusahan mereka. Kemudian,
menunjuk kepada teman‑temannya yang menangis supaya keluar dari kamar itu, ia
bertelut dan berdoa dengan sungguh‑sungguh kepada Tuhan untuk memulihkan Dorkas
kepada kehidupan dan kesehatan. Sambil berbalik kepada tubuh, ia berkata,
"Tabita, bangkitlah! Tabita membuka matanya dan ketika melihat Petrus, ia
bangun lalu duduk." Dorkas telah memberikan pelayanan yang besar kepada
sidang, dan Allah melihat cocok untuk membawa dia pulang dari tanah musuh,
supaya kesanggupan dan tenaganya dapat menjadi berkat kepada orang lain, dan
juga oleh pernyataan kuasa‑Nya pekerjaan Kristus dapat dikuatkan.
Sementara Petrus masih di
Yope ia dipanggil oleh Allah untuk membawa Injil kepada Kornelius, di Kaisarea.
Kornelius adalah seorang
perwira Roma. Ia adalah seorang yang kaya dan keturunan bangsawan, dan
kedudukannya adalah salah satu yang dapat dipercaya dan dihormati. Seorang
penyembah berhala oleh kelahiran, latihan, dan pendidikan, melalui hubungan
dengan orang Yahudi ia telah mendapat pengetahuan akan Allah, dan ia menyembah
Dia dengan hati yang benar, menunjukkan kesungguhan imannya oleh belas kasihan
kepada orang miskin. Ia telah dikenal jauh dan dekat akan kemurahan hatinya,
serta kehidupannya yang benar menjadikan namanya baik di antara orang‑orang
Yahudi dan orang‑orang kafir. Pengaruhnya menjadi berkat kepada semua orang
dengan siapa ia berhubungan. Catatan yang diilhamkan melukiskan dia sebagai
seorang "saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi
banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah."
Percaya kepada Allah
sebagai Khalik surga dan dunia, Kornelius menyembah Dia, mengakui kekuasaan‑Nya,
mencari nasihat‑Nya dalam segala urusan kehidupan. Ia setia kepada Allah dalam
kehidupan di rumah tangganya dan dalam tugas‑tugasnya yang resmi. Ia telah
mendirikan mezbah Allah dalam rumah tangganya, karena ia tidak berani berusaha
menjalankan rencana‑rencananya atau memikul tanggung jawab tanpa pertolongan
Allah.
Meskipun Kornelius percaya
nubuatan‑nubuatan dan menunggu akan kedatangan Mesias, ia tidak mempunyai
pengetahuan akan Injil sebagaimana dinyatakan dalam kehidupan dan kematian
Kristus. Ia bukannya seorang anggota gereja Yahudi dan akan dipandang oleh rabi‑rabi
sebagai orang kafir dan najis. Tetapi Penjaga Yang Suci yang sama yang berkata
tentang Abraham, "Saya mengetahui dia," mengetahui Kornelius juga,
dan mengirim suatu pekabaran langsung dari surga kepadanya.
Malaikat itu kelihatan
kepada Kornelius sementara ia berdoa. Sementara penghulu laskar mendengar
sendiri sebutan dengan nama, ia takut, namun ia mengetahui bahwa pembawa kabar
itu datang dari Allah, dan ia berkata, "Ada apa, Tuhan? Jawab malaikat itu:
Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat
engkau. Dan sekarang, suruhlah beberapa orang ke Yope untuk menjemput seorang
yang bernama Simon dan yang disebut Petrus. Ia menumpang di rumah seorang
penyamak kulit yang bernama Simon, yang tinggal di tepi laut."
Ketegasan dari petunjuk
ini, dengan disebutkannya pekerjaan orang dengan siapa Petrus sedang tinggal,
menunjukkan bahwa Surga mengenal baik akan sejarah dan pekerjaan manusia dalam
setiap tempat kehidupan. Allah mengetahui akan pengalaman dan pekerjaan pekerja
yang hina, demikian juga dengan raja di atas takhtanya.
"Suruhlah beberapa
orang ke Yope untuk menjemput seorang yang bernama Simon." Demikianlah
Allah memberikan bukti tentang penghargaan‑Nya akan pelayanan Injil dan untuk
sidang yang telah dibentuk‑Nya. Malaikat tidak ditugaskan untuk menceritakan
kepada Kornelius cerita tentang salib. Seorang yang tunduk, malahan seperti
penghulu laskar sendiri, kepada kelemahan dan penggodaan, adalah seorang yang
menceritakan kepadanya Juruselamat yang sudah disalibkan dan bangkit itu.
Sebagai wakil‑wakil‑Nya di
hadapan manusia, Allah tidak memilih malaikat‑malaikat yang tidak pernah jatuh,
tetapi umat manusia, manusia‑manusia dengan keinginan yang sama kepada siapa
mereka cari untuk diselamatkan. Kristus mengambil kemanusiaan supaya Ia dapat
menjangkau umat manusia. Seorang manusia Ilahi Juruselamat diperlukan untuk
membawa keselamatan kepada dunia. Dan kepada pria dan wanita telah diserahkan
kepercayaan yang suci untuk mengenal "kekayaan Kristus, yang tidak terduga
itu." Efesus 3:8.
Dalam kebijaksanaan‑Nya
Allah membawa mereka yang mencari kebenaran berhubungan dengan sesama manusia
yang mengetahui kebenaran. Adalah rencana surga bahwa mereka yang telah
menerima kebenaran akan membagikannya kepada mereka yang dalam kegelapan.
Kemanusiaan, menarik ketangkasannya dari Sumber pengetahuan yang besar,
dijadikan alat, perantara yang bekerja, melalui mana Injil menjalankan
kuasa-Nya. Yang mengubahkan ke atas pikiran dan hati
Kornelius sangat menurut
kepada penglihatan itu. Bila malaikat sudah pergi, "dipanggilnya dua orang
hambanya beserta seorang prajurit yang saleh dari orang‑orang yang selalu
bersama‑sama dengan dia. Dan sesudah ia menjelaskan segala sesuatu kepada
mereka, ia menyuruh mereka ke Yope."
Malaikat itu, setelah
berbicara dengan Kornelius, pergi kepada Petrus, di Yope. Pada waktu itu,
Petrus sedang berdoa di atas rumah tempat dia menginap dan kita membaca bahwa
ia "merasa lapar dan ingin makan, tetapi sementara makanan disediakan,
tiba‑tiba rohnya diliputi kuasa Ilahi." Bukannya untuk makanan badani saja
Petrus lapar. Sebagaimana dari atas rumah ia memandang kota Yope dan negeri‑negeri
sekitarnya ia lapar untuk keselamatan orang‑orang senegerinya. Ia mempunyai
keinginan yang berapi‑api untuk menunjukkan kepada mereka dari Kitab Suci
nubuatan mengenai penderitaan dan kematian Kristus.
Dalam khayal Petrus melihat
"langit terbuka dan turunlah suatu benda yang berbentuk kain lebar yang
tergantung pada keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah. Di dalamnya
terdapat pelbagai binatang berkaki empat, binatang menjalar dan burung.
Kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata, 'Bangunlah, hai Petrus,
sembelihlah dan makanlah!' Tetapi Petrus menjawab, 'Tidak, Tuhan, tidak, sebab
aku belum pernah makan sesuatu yang haram dan yang tidak tahir.' Kedengaran
pula untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya, 'Apa yang dinyatakan
halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram.' Hal ini terjadi sampai
tiga kali dan segera sesudah itu terangkatlah benda itu ke langit."
Khayal itu membawa kepada
Petrus teguran dan nasihat. Hal itu menyatakan kepadanya maksud Allah agar oleh
kematian Kristus orang‑orang kafir boleh dijadikan sewaris dengan orang‑orang
Yahudi kepada berkat keselamatan. Sampai kini tak ada seorang daripada murid‑murid
telah mengkhotbahkan Injil kepada orang‑orang kafir. Pada pikiran mereka,
bagian tengah dari dinding pemisah, dipecahkan oleh kematian Kristus, masih
utuh ada, dan pekerjaan mereka terbatas kepada orang‑orang Yahudi, karena
mereka telah memandang kepada orang‑orang kafir sebagai dikeluarkan dari berkat
Injil. Sekarang Tuhan tengah berusaha untuk mengajar Petrus taraf yang luas
dari rencana Ilahi.
Banyak orang kafir tertarik
kepada khotbah Petrus dan rasul‑rasul yang lain, dan banyak dari orang Yahudi
Yunani menjadi orang percaya kepada Kristus, tetapi pertobatan Kornelius adalah
terpenting di antara orang‑orang kafir.
Waktunya telah sampai untuk
tahap pekerjaan yang baru dimasuki oleh sidang Kristus. Pintu di mana banyak
orang Yahudi yang bertobat telah menutup bagi orang‑orang kafir sekarang telah
terbuka. Dan orang‑orang kafir yang menerima Injil harus dianggap sama dengan
murid‑murid Yahudi, tanpa perlunya memelihara upacara penyunatan.
Betapa berhati‑hati Tuhan
bekerja untuk mengalahkan prasangka terhadap orang‑orang kafir yang telah
termaktub dengan sangat ketatnya pada pikiran Petrus oleh latihan Yahudinya!
Oleh khayal kain bersegi empat dan isinya Ia berusaha untuk mengalihkan pikiran
rasul itu tentang prasangka ini dan mengajarkan kebenaran yang penting bahwa
dalam surga tidak membedakan rupa orang; bahwa orang Yahudi dan orang kafir
sama‑sama mulia pada pemandangan Tuhan; bahwa melalui Kristus orang kafir boleh
mengambil bagian dari berkat‑berkat dan hak‑hak Injil.
Sementara Petrus
merenungkan akan arti khayal itu, orang yang dikirim oleh Kornelius tiba di
Yope dan berdiri di depan pintu gerbang dari rumah penginapannya. Lalu Roh
berkata kepadanya, "Ada dua orang mencari engkau. Bangunlah, turunlah ke
bawah dan berangkatlah bersama‑sama dengan mereka, jangan bimbang, sebab Aku
yang menyuruh mereka ke mari."
Kepada Petrus ini suatu
perintah yang keras, dan hal itu dengan segan ia melaksanakan kewajiban yang
tertanggung ke atasnya; tetapi ia tidak berani mengingkari. "Lalu turunlah
Petrus ke bawah dan berkata kepada orang‑orang itu: "Akulah yang kamu
cari; apakah maksud kedatangan kamu?" Mereka mengatakan tentang suruhan
mereka yang satu‑satunya, mengatakan, "Kornelius, seorang perwira yang
tulus hati dan takut akan Allah dan yang terkenal baik di antara seluruh bangsa
Yahudi, telah menerima pernyataan Allah dengan perantaraan seorang malaikat
kudus, supaya ia mengundang engkau ke rumahnya dan mendengar apa yang akan
kaukatakan."
Dalam penurutan kepada
petunjuk‑petunjuk yang baru diterima dari Allah, rasul itu menjanjikan untuk
pergi bersama mereka. Pada keesokan harinya ia berangkat ke Kaisarea, ditemani
oleh enam dari saudara‑saudaranya. Inilah yang harus menjadi saksi‑saksinya
bagi semua orang bahwa ia harus mengatakan atau berbuat pada waktu melawat
orang‑orang kafir, karena Petrus mengetahui bahwa ia akan dipanggil untuk
memberikan pertanggunganjawab yang langsung kepada pelanggaran akan ajaran‑ajaran
orang Yahudi.
Sementara Petrus memasuki
rumah orang kafir, Kornelius tidak menghormati dia sebagai tamu yang biasa,
tetapi sebagai seorang yang dihormati oleh surga dan diutus kepadanya oleh
Allah. Adalah adat ketimuran untuk tunduk di hadapan raja atau orang‑orang
berkedudukan tinggi yang lain dan untuk anak‑anak tunduk di hadapan orangtua
mereka; tetapi Kornelius, dipengaruhi dengan hormat untuk seorang yang diutus
oleh Allah untuk mengajar dia, jatuh pada kaki rasul itu dan menyembah dia. Petrus
dipenuhi dengan ketakutan, dan mengangkat penghulu seratus itu, seraya berkata,
"Bangunlah, aku hanya manusia saja."
Sementara pesuruh‑pesuruh
Kornelius pergi membawa pesanan mereka, penghulu seratus itu "telah
memanggil sanak saudaranya dan sahabat‑sahabatnya berkumpul" supaya mereka
juga boleh mendengar khotbah Injil. Bila Petrus tiba, ia dapati rombongan yang
besar menunggu dengan tak sabar lagi untuk mendengar perkataannya.
Kepada mereka yang
berkumpul, Petrus mula‑mula berbicara tentang adat kebiasaan bangsa Yahudi,
mengatakan bahwa hal itu dipandang sebagai tidak layak untuk orang‑orang Yahudi
bergaul bersama‑sama dengan orang‑orang kafir, sehingga untuk melakukan hal ini
telah melibatkan upacara kenajisan. "Kamu tahu," katanya "betapa
kerasnya larangan bagi seorang Yahudi untuk bergaul dengan orang‑orang yang
bukan Yahudi atau masuk ke rumah mereka. Tetapi Allah telah menunjukkan
kepadaku, bahwa aku tidak boleh menyebut orang najis atau tidak tahir. Itulah
sebabnya aku tidak berkeberatan ketika aku dipanggil, lalu datang ke mari.
Sekarang aku ingin tahu, apa sebabnya kamu memanggil aku?"
Kornelius kemudian
menceritakan pengalamannya dan perkataan malaikat itu, mengatakan sebagai
kesimpulan, "Karena itu segera kusuruh orang kepadamu, dan dengan senang
hati engkau telah datang. Sekarang kami semua telah hadir di sini di hadapan
Allah untuk mendengarkan apa yang ditugaskan Allah kepadamu."
Petrus berkata,
"Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang.
Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan
kebenaran berkenan kepada‑Nya."
Lalu kepada rombongan
pendengar‑pendengar yang tertarik perhatiannya rasul itu mengkhotbahkan Kristus
kehidupan‑Nya, mukjizat‑Nya, pengkhianatan dan penyaliban-Nya, kebangkitan dan
kenaikan‑Nya, pekerjaan‑Nya di dalam surga sebagai wakil dan perantara bagi
manusia. Sementara Petrus menunjukkan kepada mereka yang hadir Yesus sebagai
satu‑satunya pengharapan bagi orang berdosa, ia sendiri mengerti lebih dalam
khayal yang telah dilihatnya, dan hatinya bersinar dengan roh kebenaran yang
sedang dikemukakannya itu.
Tiba‑tiba percakapan itu
diselingi oleh turunnya Roh Kudus. "Ketika Petrus sedang berkata demikian,
turun Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Dan
semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang‑cengang,
karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa‑bangsa lain
juga, sebab mereka mendengar orang‑orang itu berkata‑kata dalam bahasa roh dan
memuliakan Allah.
Lalu kata Petrus,
"Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang‑orang ini dengan air,
sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita." Lalu ia
menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus.
Demikianlah Injil itu dibawa
kepada orang‑orang asing, menjadikan mereka teman warga negara dengan orang‑orang
suci, dan anggota keluarga Allah. Pertobatan Kornelius dan keluarganya hanyalah
buah pertama dari tuaian yang harus dikumpulkan. Dari rumah tangga inilah
pekerjaan yang luas dari rahmat dijalankan dalam kota penyembah berhala itu.
Pada dewasa ini Allah
sedang mencari jiwa‑jiwa di antara orang‑orang yang tinggi maupun yang hina.
Ada banyak yang seperti Kornelius orang yang Tuhan inginkan untuk menghubungkan
pekerjaan‑Nya di dunia ini. Simpati mereka adalah dengan umat Tuhan, tetapi
ikatan yang menghubungkan mereka dengan dunia menahan mereka dengan teguhnya.
Hal itu memerlukan keberanian akhlak bagi mereka untuk mengambil kedudukan
mereka bagi Kristus. Usaha yang khusus harus diadakan untuk jiwa‑jiwa ini, yang
berada dalam bahaya yang begitu besar, oleh sebab tanggung jawab‑tanggung jawab
pergaulan‑pergaulan.
Allah memanggil pekerja‑pekerja
yang sungguh‑sungguh dan rendah hati, yang akan menyampaikan Injil kepada kelas
yang lebih tinggi. Ada mukjizat‑mukjizat yang harus dikerjakan dalam pertobatan
yang sejati mukjizat‑mukjizat yang tidak dilihat sekarang. Orang yang terbesar
dari dunia ini tidaklah melebihi kuasa Allah yang mengerjakan mukjizat. Jika
mereka yang menjadi pekerja bersama‑sama dengan Dia akan menjadi orang‑orang
yang mempunyai kesempatan, melakukan kewajiban mereka dengan berani dan dengan
setia, Allah akan mempertobatkan manusia yang mempunyai kedudukan‑kedudukan
penting, manusia yang mempunyai kecerdasan dan pengaruh. Oleh kuasa Roh Kudus
banyak akan menerima prinsip‑prinsip Ilahi. Bertobat kepada kebenaran, mereka
akan menjadi alat di tangan Allah akan menyampaikan kebenaran. Mereka akan
mempunyai suatu beban yang istimewa untuk jiwa‑jiwa yang lain dari golongan yang
dilalaikan ini. Waktu dan uang akan diserahkan kepada pekerjaan Tuhan, dan
ketangkasan dan kuasa yang baru akan ditambahkan kepada sidang.
Karena Kornelius hidup
dalam penurutan kepada segala nasihat yang diterimanya, Allah mengatur peristiwa‑peristiwa
itu, sehingga ia diberi lebih banyak kebenaran. Seorang pesuruh dari istana
surga dikirim kepada pegawai Roma dan kepada Petrus supaya Kornelius boleh
berhubungan dengan seorang yang dapat memimpin dia ke dalam terang yang lebih
besar.
Dalam dunia kita ini banyak
yang lebih dekat kepada kerajaan Allah daripada yang kita sangkakan. Dalam
dunia yang gelap karena dosa Tuhan mempunyai banyak permata, kepada siapa Ia
akan memimpin pesuruh‑pesuruh‑Nya. Di mana‑mana ada mereka yang mau berdiri
untuk Kristus. Banyak orang akan menghargai kebijaksanaan Allah melebihi
sesuatu keuntungan duniawi, dan akan menjadi pembawa terang yang setia.
Didorong oleh kasih Kristus, mereka akan mendesak orang‑orang lain untuk datang
kepada‑Nya.
Bila saudara‑saudara di
Yudea mendengar bahwa Petrus telah pergi ke rumah orang‑orang kafir dan
berkhotbah kepada mereka yang berkumpul, mereka terkejut dan terhina. Mereka
khawatirkan bahwa jalan semacam itu, yang kelihatannya seperti sombong, akan
mempunyai akibat yang meniadakan ajarannya sendiri. Bila mereka melihat Petrus
kemudian mereka bertemu dengan dia dengan kecaman yang keras, mengatakan,
"Engkau telah ke rumah orang‑orang yang tiada bersunat dan makan bersama‑sama
dengan mereka."
Petrus meletakkan seluruh
persoalan di hadapan mereka. Ia menceritakan pengalamannya mengenai khayal itu
dan memohon bahwa hal itu menasihati dia untuk tidak lagi menyatakan perbedaan
hukum tentang bersunat dan tidak bersunat, juga tidak memandang kepada orang‑orang
kafir sebagai yang najis. Ia menceritakan kepada mereka tentang perintah yang
telah diberikan kepadanya untuk pergi kepada orang kafir, tentang kedatangan
pesuruh‑pesuruh', tentang perjalanannya ke Kaisarea, dan tentang pertemuan
dengan Kornelius. Ia menceritakan kembali isi wawancaranya dengan penghulu
laskar itu, dalam mana penghulu laskar telah menceritakan kepadanya tentang
khayal itu oleh mana ia telah dituntun untuk mengirimnya kepada Petrus.
"Dan ketika aku mulai
berbicara," katanya menceritakan pengalamannya, "turunlah Roh Kudus
ke atas mereka, sama seperti dulu ke atas kita. Maka teringatlah aku akan
perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan
Roh Kudus. Jadi jika Allah memberikan karunia‑Nya kepada mereka sama seperti
kepada kita pada waktu mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin
aku mencegah Dia?"
Setelah mendengar laporan
ini, saudara‑saudara terdiam. Meyakini bahwa jalan Petrus adalah kegenapan yang
langsung dari rencana Allah, dan bahwa prasangka dan sifat menyendiri mereka
berlawanan sama sekali dengan roh Injil, mereka memuliakan Allah, mengatakan
"Jadi kepada bangsa‑bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang
memimpin kepada hidup."
Dengan demikian, tanpa
pertentangan, prasangka telah dihancurkan, sifat menyendiri yang didirikan atas
kebiasaan berabad‑abad telah ditinggalkan, dan jalan terbuka untuk Injil
dimasyhurkan kepada orang‑orang kafir.
No comments:
Post a Comment