"Kira‑kira pada waktu
itu raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari
jemaat." Pemerintah Yudea pada waktu itu ada di tangan Herodes Agripa,
yang tunduk pada Klaudius, raja Roma. Herodes juga memegang kedudukan yang
meliputi jajahan Galilea. Ia dikenal sebagai seorang pemeluk agama baru dari
iman Yahudi, dan rupanya amat rajin dalam membaca upacara dari undang‑undang
orang Yahudi. Ingin memperoleh kemurahan hati orang‑orang Yahudi, mengharap
dengan demikian menjadikan ia tetap aman pada jabatan dan kehormatannya, ia
meneruskan untuk menjalankan keinginannya dengan menganiaya sidang Kristus,
merusakkan rumah dan harta orang‑orang percaya, dan memenjarakan anggota‑anggota
sidang yang terkemuka. Ia membuang Yakobus, saudara Yohanes, ke dalam penjara,
dan mengirim seorang algojo untuk membunuh dia dengan pedang, sebagaimana yang
lain, Herodeslah penyebabnya sehingga nabi Yohanes dipancung. Melihat bahwa
orang Yahudi amat senang dengan usaha ini, ia juga memenjarakan Petrus.
Adalah selama Paskah
kekejaman ini dipraktikkan. Sementara orang‑orang‑Yahudi merayakan kelepasan
mereka dari Mesir, dan berpura‑pura dengan semangat besar mengagungkan hukum
Allah, mereka pada waktu yang sama melanggar tiap‑tiap prinsip hukum oleh
menganiaya dan membunuh orang‑orang yang percaya kepada Kristus.
Kematian Yakobus
menyebabkan ketakutan dan kekuatiran yang besar di antara orang‑orang percaya.
Bila Petrus juga dipenjarakan, seluruh sidang mengambil bagian dalam berpuasa
dan berdoa.
(Bab ini berdasarkan Kisah
Rasul‑rasul 12:1‑23.)
Tindakan Herodes dalam
membunuh Yakobus disambut oleh orang‑orang Yahudi dengan kesukaan besar,
meskipun beberapa orang mengeluh karena cara yang rahasia dalam mana hal itu
dilakukan, mengatakan bahwa pengadilan di hadapan khalayak ramai akan lebih
menakuti orang‑orang percaya dan mereka yang menaruh simpati kepada mereka.
Sebab itu Herodes menahan Petrus, berarti masih tetap memuaskan orang‑orang
Yahudi oleh pertunjukan secara umum dari kematiannya. Tetapi dianjurkan bahwa
tidaklah aman membawa rasul kawakan keluar untuk menjalankan hukuman matinya
sebelum semua orang berkumpul di Yerusalem. Dikhawatirkan bahwa memandang dia
yang dituntun untuk mati boleh membangkitkan belas kasihan dari orang banyak.
Imam‑imam dan tua‑tua juga
khawatir jangan‑jangan Petrus juga akan membuat satu dari panggilan yang
berkuasa itu yang telah sering membangkitkan orang banyak untuk mempelajari
kehidupan dan tabiat Yesus panggilan yang mereka, dengan segala bantahan
mereka, tidak sanggup untuk menyangkalnya. Semangat Petrus untuk menyokong
pekerjaan Kristus telah memimpin banyak orang untuk berdiri bagi Injil, dan
penghulu‑penghulu takut bahwa kalau ia diberi kesempatan untuk mempertahankan
imannya di hadapan orang banyak yang telah datang ke kota untuk berbakti,
kelepasannya akan dituntut di tangan raja.
Sementara, dengan berbagai‑bagai
dalih, pelaksanaan hukuman Petrus ditangguhkan sampai sesudah Paskah, anggota‑anggota
sidang mempunyai waktu untuk menyelidiki hatinya dengan sepenuhnya dan untuk
berdoa dengan sungguh‑sungguh. Mereka berdoa tanpa henti‑hentinya untuk Petrus,
karena mereka merasa ia dapat dilepaskan dari maksud itu. Mereka menyadari
bahwa mereka telah sampai ke tempat di mana, tanpa pertolongan Allah, sidang
Kristus akan dibinasakan.
Dalam pada itu orang yang
berbakti dari tiap‑tiap bangsa mencari bait suci itu yang telah diserahkan pada
perbaktian kepada Allah. Gemerlapan dengan emas dan batu‑batu yang berharga,
hal itu adalah suatu pemandangan tentang keindahan dan kemuliaan. Tetapi Tuhan
tidak lagi akan didapat di istana yang tercinta itu. Israel sebagai suatu
bangsa telah memisahkan dia dari Allah. Bila Kristus dekat kepada akhir tugas‑Nya
di dunia ini, memandang untuk kali yang terakhir pada bagian dalam bait suci,
Ia mengatakan, "Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi
sunyi." Matius 23:38. Sampai pada hari ini Ia tidak menyebut bait suci
rumah Bapa‑Nya; tetapi bila Anak Allah melewati tembok-tembok itu, hadirat
Allah ditarik untuk selama‑lamanya dari bait suci yang dibangun bagi kemuliaan‑Nya.
Hari pelaksanaan hukuman
mati Petrus akhirnya sudah ditentukan, tetapi doa orang‑orang percaya masih
dipanjatkan ke surga; dan sementara segala tenaga dan simpati mereka dipanggil
dalam permohonan yang sungguh‑sungguh untuk pertolongan, malaikat‑malaikat
Allah tetap menjaga rasul yang terpenjara itu.
Teringat akan keluputan
yang dulu dari rasul‑rasul yang dipenjarakan, Herodes pada kesempatan ini
mengambil tindakan pencegahan yang berganda. Untuk mencegah segala kemungkinan
untuk kelepasan, Petrus telah ditaruh di bawah pengawasan enam belas serdadu,
dalam berbagai‑bagai penjagaan, menjaga dia siang dan malam. Dalam selnya
ditempatkan dua serdadu dan diikat dengan dua rantai, tiap rantai diikatkan
pada pergelangan tangan dari salah seorang dari serdadu itu. Ia tidak sanggup
bergerak tanpa diketahui mereka. Dengan pintu penjara tertutup rapat, dan
seorang penjaga yang kuat di hadapan mereka, segala kesempatan kelepasan atau
jalan keluar melalui jalan manusia terputus. Tetapi kesulitan manusia adalah
kesempatan Allah.
Petrus dikurung dalam sel
yang dipahat dari batu karang, yang pintunya dipalang dan dihalangi dengan
kuat; serdadu‑serdadu yang menjaga harus bertanggung jawab keselamatan orang
tahanan itu. Tetapi palang dan penghalang dari penjaga Roma itu, yang berarti
memutuskan segala kemungkinan pertolongan manusia, hanyalah menjadikan
kemenangan Allah lebih sempurna dalam kelepasan Petrus. Herodes sedang
mengangkat tangannya melawan Yang Mahakuasa, dan ia sama sekali dikalahkan. Oleh
menjalankan kuasa‑Nya, Allah hampir akan menyelamatkan hidupnya yang berharga
yang orang‑orang Yahudi sedang rencanakan untuk membinasakan.
Itulah malam yang terakhir
sebelum pelaksanaan hukuman mati. Seorang malaikat yang berkuasa dikirim dari
surga untuk menyelamatkan Petrus. Gerbang‑gerbang yang kuat yang tertutup, bagi
orang suci dari Allah terbuka tanpa pertolongan tangan manusia. Malaikat Yang
Mahatinggi pun lewat, dan gerbang tertutup tak kedengaran suaranya. Ia memasuki
sel itu, dan di sana Petrus berada, tertidur dalam kedamaian dalam kepercayaan
yang sempurna.
Terang yang mengelilingi
malaikat itu memenuhi sel itu, tetapi tidak membangkitkan rasul itu. Baru
setelah dia merasa jamahan tangan malaikat itu dan mendengar suatu suara mengatakan,
"Bangunlah segera," dengan perasaan cukup bangunlah ia untuk melihat
selnya yang diterangi dengan terang surga, dan seorang malaikat yang besar
kemuliaannya berdiri di hadapannya Bagaikan mesin ia menurut akan perkataan
yang diucapkan kepadanya, sementara ia bangun ia mengangkat tangannya dalam
keadaan samar‑samar dia sadar bahwa rantai‑rantai yang mengikat pada
pergelangan tangannya telah jatuh terlepas.
Sekali lagi suara malaikat
surga memerintahkan dia, "Ikatlah pinggangmu dan kenakanlah sepatumu,"
dan sekali lagi Petrus dengan segera menurut, sambil tetap pandangannya terpaku
pada tamunya dan dirinya percaya bahwa dia sedang bermimpi atau sedang dalam
khayal. Sekali lagi malaikat itu memerintahkan "Kenakanlah jubahmu dan
ikutlah aku." Ia maju menuju pintu, diikuti oleh Petrus yang biasanya
cerewet, sekarang bisu karena keheranan. Mereka melewati penjaga itu dan tiba
pada pintu yang terkunci dengan rapat, yang dengan sendirinya terbuka dan
tertutup lagi dengan cepatnya, sementara penjaga yang di dalam dan di luar
tidak bergerak pada tempat mereka.
Pintu yang kedua, juga
dijaga di dalam dan di luar, dapat terjangkau. Pintu itu terbuka sebagaimana
yang pertama, tanpa engsel pintu itu berbunyi atau palang pintu yang berderak.
Mereka pun lewat, dan pintu itu tertutup lagi dengan tidak bersuara. Dengan
cara yang sama mereka melewati gerbang yang ketiga dan mendapati diri mereka
berada di jalan raya. Tidak ada perkataan yang diucapkan; tidak ada bunyi jejak
kaki. Malaikat berjalan begitu cepat di muka, dirinya dikelilingi oleh terang
kemuliaan yang menyilaukan, dalam keadaan bingung, Petrus tetap percaya bahwa
dirinya masih sedang bermimpi, mengikuti pelepasnya. Demikianlah mereka melalui
satu jalan, kemudian, tugas malaikat itu sudah selesai, tiba‑tiba ia
menghilang.
Cahaya surga pun pudarlah,
dan Petrus merasa dirinya sendiri dalam keadaan yang amat gelap; tetapi
sementara matanya menjadi biasa kepada kegelapan, hal itu berangsur‑angsur
berkurang dan ia dapati dirinya sendiri berada di jalan yang sepi, dengan udara
malam yang sejuk bertiup pada keningnya. Ia sekarang menyadari bahwa ia sudah
bebas, ia mengenal tempat dalam kota itu; ia mengenal tempat itu sebagai salah
satu tempat yang ia pernah kunjungi dan telah mengharapkan pada hari berikutnya
akan dilewatinya untuk waktu yang terakhir.
Ia mencoba mengingat
peristiwa‑peristiwa pada waktu‑waktu yang lampau. Ia teringat bahwa ia
tertidur, diikat di antara dua serdadu, dengan sandalnya dan pakaian luarnya
dikeluarkan. Ia menyelidiki dirinya dan mendapati dirinya berpakaian lengkap
dan berikat pinggang. Pergelangan tangannya bengkak sebab memakai besi yang
kejam, sudah bebas dari belenggu. Ia menyadari bahwa kebebasannya bukanlah
suatu penipuan, tak ada khayal atau mimpi, tetapi suatu kenyataan yang diberkati.
Pada keesokan harinya ia harus dituntun untuk hukuman mati; tetapi, lihatlah,
seorang malaikat telah melepaskan dia dari penjara dan dari kematian. "Dan
setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata: "Sekarang tahulah aku benar‑benar
bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat‑Nya dan menyelamatkan aku dari tangan
Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang‑orang Yahudi."
Rasul itu dengan segera
pergi ke rumah di mana saudara‑saudaranya berkumpul dan di mana mereka pada
saat itu terlibat dalam doa yang sungguh‑sungguh untuk dia. "Dan ketika ia
mengetuk pintu gerbang, datanglah seorang hamba perempuan bernama Rode untuk
mengetahui siapa yang mengetuk itu. Ia terus mengenal suara Petrus, tetapi
karena girangnya ia tidak membuka pintu gerbang itu dan segera masuk ke dalam
untuk memberitahukan, bahwa Petrus ada di depan pintu gerbang. Kata mereka
kepada perempuan itu: "Engkau mengigau." Tetapi ia tetap mengatakan,
bahwa benar‑benar demikian. Kata mereka, "Itu malaikatnya."
"Tetapi Petrus terus‑menerus
mengetuk dan ketika mereka membuka pintu dan melihat dia, mereka tercengang‑cengang.
Tetapi Petrus memberi isyarat dengan tangannya, supaya mereka diam, lalu ia
menceritakan bagaimana Tuhan menuntunnya ke luar dari penjara." Dan
Petrus, "ke luar dan pergi ke tempat lain." Kesukaan dan pujian
memenuhi hati orang‑orang percaya, sebab Allah telah mendengar dan menjawab doa
mereka dan telah melepaskan Petrus dari tangan Herodes.
Pada waktu pagi orang
banyak berkumpul untuk menyaksikan pelaksanaan hukuman mati dari rasul itu.
Herodes mengirim pegawai‑pegawai ke penjara untuk Petrus, yang harus dibawa
dengan perlengkapan senjata dan pegawalan besar, supaya bukan saja memastikan
terhadap kelepasannya, tetapi menakut‑nakuti semua orang yang bersimpati dan
menunjukkan kuasa raja itu.
Ketika penjaga‑penjaga di
depan pintu mendapati bahwa Petrus telah meloloskan diri, mereka dipenuhi
dengan ketakutan. Telah dinyatakan dengan tegas bahwa kehidupan mereka akan
dituntut sebagai pengganti dan sebab hal ini mereka sangat waspada. Bila
pegawai‑pegawai datang untuk menangkap Petrus, serdadu‑serdadu masih berada di
pintu penjara, palang dan penghalang masih kuat, rantai‑rantai masih terkunci
kepada pergelangan dari dua serdadu; tetapi tawanannya sudah pergi.
Bila laporan tentang
kelepasan Petrus dibawa kepada Herodes, ia merasa jengkel dan marah. Menuduh
penjaga penjara tidak setia dalam tugasnya, ia memerintahkan mereka untuk
dihukum mati. Herodes mengetahui bahwa tidak ada kuasa manusia yang dapat
melepaskan Petrus, tetapi ia bertekad untuk tidak mengakui bahwa suatu kuasa
Ilahi telah menggagalkan rencananya, dan ia berdiri dengan gagah berani
menentang Allah.
Tidak lama sesudah
kelepasan Petrus dari penjara, Herodes pergi ke Kaisarea. Sementara di sana ia
mengadakan pesta yang besar dengan tujuan untuk membangkitkan kekaguman dan
mendapat sanjungan dari orang banyak. Pesta ini dihadiri oleh pencinta
kepelesiran dari segala penjuru datang untuk berpesta‑pora dan minum anggur.
Dengan kemegahan dan upacara yang besar Herodes muncul di hadapan orang banyak
dan menyapa mereka dalam pidato yang fasih. Berpakaikan jubah yang berkilau‑kilau
dengan perak dan emas, yang tertangkap berkas‑berkas cahaya matahari yang
berkilauan menyilaukan mata dari setiap orang yang memandang menunjukkan bahwa
ia adalah seorang tokoh yang mulia. Perasaan mereka telah diputar‑balikkan oleh
berpesta pora dan minum anggur, dan mereka disilaukan dengan perhiasan Herodes
dan dipesonakan oleh tingkah lakunya dan kefasihan berpidato; dan dengan suara
gaduh penuh semangat mereka memberikan pujian kepadanya, menyatakan bahwa tak
ada makhluk hidup sekarang ini dapat memberikan perintah seperti itu atau
berpidato dengan bersemangat. Mereka lebih jauh menyatakan bahwa sementara
mereka menghormati dia sebagai seorang raja, mereka harus menyembah dia sebagai
seorang dewa.
Beberapa dari mereka yang
sekarang suaranya terdengar memuliakan seorang yang berdosa serta najis
beberapa tahun yang lalu berteriak meneriakkan singkirkan Yesus! Salibkan Dia,
salibkan Dia! Orang‑orang Yahudi telah menolak untuk menerima Kristus, yang
jubah‑Nya, kasar dan ternoda dalam perjalanan, menutupi satu hati yang penuh
cinta Ilahi. Mata mereka tak dapat melihat, di balik jubah yang miskin lagi
hina, kehidupan dan kemuliaan kuasa Kristus telah dinyatakan di hadapan mereka
dalam perbuatan‑perbuatan yang manusia tidak dapat perbuat. Tetapi mereka malah
siap untuk berbakti kepada suatu raja dewa yang sombong jubahnya yang megah
terbuat daripada perak dan emas menutupi hati yang bejat dan lalim.
Herodes mengetahui bahwa ia
tidak patut menerima pujian dan hormat yang dipersembahkan kepadanya, namun ia
menerima penyembahan berhala daripada orang‑orang sebagai haknya. Hatinya
terikat dengan kemenangan, dan suatu sinar dari kesombongan yang dipuaskan
tersebar pada mukanya sementara ia mendengar teriakan itu naik, "Itulah
suara allah dan bukan suara manusia."
Tetapi tiba-tiba perubahan
yang mengerikan datang kepadanya. Mukanya menjadi pucat seperti orang mati dan
menggeliat dengan mengerikan. Titik-titik keringat yang besar ke luar dari
pori-porinya. Ia berdiri untuk sesaat lamanya seakan-akan ditusuk dengan rasa
sakit dan kengerian; dan berbalik dengan mukanya yang pucat kepada sahabatnya
yang ditimpa ketakutan, ia berseru dalam suara yang lemah dan putus asa, Ia
yang engkau telah tinggikan sebagai ilah dipukul dengan kematian.
Penderitaan adalah
kesedihan yang sangat menyiksa, ia dilahirkan dari suasana kesukaan dan
pertunjukan. Sesaat sebelumnya ia telah menjadi penerima yang sombong akan
pujian dan perbaktian dari orang banyak itu; sekarang ia menyadari bahwa ia
berada pada tangan seorang Penguasa yang lebih berkuasa daripada dirinya
sendiri. Penyesalan menguasai dia; ia teringat akan penganiayaan yang tak
mengenal ampun akan pengikut-pengikut Kristus; ia teringat akan perintahnya
yang kejam untuk membunuh Yakobus yang tidak bersalah, dan rencananya untuk
membunuh rasul Petrus; ia teringat bagaimana karena perasaan malunya dan
kemarahan karena putus asa ia telah menimbulkan dendam yang tidak masuk di akal
kepada penjaga-penjaga penjara. Ia merasa bahwa Allah sekarang sedang
menghadapi dia, penganiaya yang tidak menaruh belas kasihan. Ia tidak mendapat
keringanan dari sakit tubuh atau penderitaan pikiran, dan ia tidak mengharapkan
sesuatu.
Herodes kenal baik akan
hukum Allah, yang mengatakan, "Jangan ada padamu allah lain di
hadapan-Ku" (Keluaran 20:3); dan ia mengetahui bahwa dalam menerima
kebaktian orang banyak ia telah mengisi ukuran kejahatannya dan membawa kepada
dirinya sendiri pehukuman yang adil daripada Tuhan Hua.
Malaikat yang sama yang
telah datang dari istana surga untuk melepaskan Petrus, adalah pesuruh murka
dan hukuman kepada Herodes. Malaikat memukul Petrus untuk membangkitkan dia
dari tidur; adalah dengan pukulan yang berbeda dipukulkan pada raja yang jahat
itu, merendahkan kesombongannya dan membawa kepadanya pehukuman dari Yang
Mahatinggi. Herodes mati dalam kesusahan besar dari pikiran dan tubuh, di bawah
pehukuman pembalasan dari Allah.
Pertunjukan tentang
keadilan Ilahi ini mempunyai pengaruh yang berkuasa ke atas orang banyak. Kabar
bahwa rasul Kristus telah dilepaskan dengan ajaibnya dari penjara dan kematian,
sementara penganiayaan telah ditimpa dengan kutuk dari Allah, telah dibawa ke
semua negeri dan menjadi alat untuk memimpin banyak orang percaya kepada
Kristus.
Pengalaman Filipus, yang
dituntun oleh seorang malaikat dari surga untuk pergi ke tempat di mana ia
bertemu dengan seorang yang mencari kebenaran; tentang Kornelius, dilawat oleh
seorang malaikat dengan suatu pekabaran dari Allah; tentang Petrus, di dalam
penjara dengan hukuman mati, dipimpin oleh seorang malaikat ke tempat yang aman
semuanya menunjukkan dekatnya hubungan surga dan dunia.
Kepada pekerja bagi Allah
catatan tentang kunjungan malaikat ini harus membawa kekuatan dan keberanian.
Pada dewasa ini, sama seperti pada zaman rasul‑rasul, pesuruh‑pesuruh surga
yang melanglang buana, berusaha menghibur orang berduka, menjaga yang tidak
bertobat, memenangkan hati manusia kepada Kristus. Kita tidak dapat melihat
mereka secara pribadi; meskipun demikian, mereka ada dengan kita, memimpin,
menunjuk dan menjaga.
Surga dibawa lebih dekat ke
dunia ini oleh tangga mistik, yang dasarnya ditanamkan dengan teguh di atas
dunia, sementara puncaknya mencapai ke takhta Ilahi. Malaikat‑malaikat selalu
naik dan turun tangga yang gemerlapan ini, membawa doa‑doa orang yang
berkekurangan dan yang susah kepada Bapa di atas, dan membawa berkat serta
pengharapan, keberanian dan pertolongan kepada anak‑anak manusia. Malaikat‑malaikat
terang ini menciptakan suasana surga ke atas jiwa, mengangkat kita terhadap
yang tidak kelihatan dan kekal. Kita tidak dapat melihat wajah mereka dalam
pemandangan kita yang biasa; hanya oleh khayal rohani kita dapat melihat
perkara‑perkara surga. Telinga rohani saja yang dapat mendengar keselarasan
suara surga.
"Malaikat Tuhan
berkemah di sekeliling orang‑orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan
mereka." Mazmur 34:8. Allah memerintahkan malaikat‑malaikat‑Nya untuk
menyelamatkan umat pilihan‑Nya dari malapetaka, menjaga mereka terhadap
"penyakit menular yang mengamuk di waktu petang." Mazmur 91:6.
Berkali‑kali malaikat berbicara dengan manusia sebagaimana seorang berkata
dengan temannya, memimpin mereka ke tempat yang aman. Berkali‑kali perkataan
malaikat yang menggembirakan memperbarui semangat yang kendur dari orang
percaya dan, membawa pikiran mereka ke atas perkara‑perkara yang dari dunia,
menyebabkan mereka memandang oleh iman jubah yang putih, mahkota, cabang‑cabang
pohon palma untuk kemenangan, yang akan diterima oleh orang‑orang yang menang
bila mereka mengelilingi takhta putih yang besar.
Pekerjaan malaikat‑malaikatlah
untuk datang dekat kepada orang yang diuji, yang menderita, yang dicobai.
Mereka bekerja dengan tidak kenal lelah untuk kepentingan mereka untuk mana
Kristus telah mati. Bila orang berdosa dipimpin untuk menyerahkan diri mereka
sendiri kepada Juruselamat, malaikat‑malaikat membawa kabar ke surga, dan
terdapatlah kesukaan besar di antara bala tentara surga. "Demikian juga
akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih
daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak
memerlukan pertobatan." Lukas 15:7. Suatu laporan dibawa ke surga dari
tiap‑tiap usaha yang berhasil di pihak kita untuk mengusir kegelapan dan untuk
menyebarkan pengetahuan tentang Kristus. Sementara perbuatan diceritakan di
depan Bapa, kesukaan menggetarkan segala bala tentara surga.
Kerajaan dan kuasa surga
sedang melihat peperangan yang terjadi, di bawah keadaan yang nampaknya
mengecewakan, sedang diadakan oleh umat Allah. Kemenangan‑kemenangan yang baru
sedang dicapai, kehormatan yang baru diperoleh, sementara orang Kristen, yang
membawa panji Juruselamat, pergi untuk yang baik. Semua malaikat surga melayani
orang yang hina dan percaya kepada Allah. Dan sementara tentara Tuhan dari
pekerja‑pekerja di dunia ini menyanyikan nyanyian puji‑pujian, biduan yang di
atas menggabungkan diri dengan mereka dalam memuji Allah dan Anak‑Nya.
Kita perlu mengerti lebih
baik daripada kita sadari tugas malaikat‑malaikat itu. Adalah baik untuk
mengingat bahwa tiap‑tiap anak Allah mempunyai kerjasama dengan makhluk‑makhluk
yang suci. Tentara terang dan kuasa yang tidak kelihatan mengunjungi orang‑orang
miskin dan yang rendah yang percaya dan menuntut janji‑janji Allah. Kerubium
dan serafim, dan malaikat‑malaikat melebihi dalam kekuatan, berdiri pada tangan
kanan Allah, "mereka semua adalah roh‑roh yang melayani, yang diutus untuk
melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan." Ibrani 1:14.
No comments:
Post a Comment