Sesudah murid‑murid diusir
dari Yerusalem oleh penganiayaan, pekabaran Injil tersebar dengan cepatnya
melalui daerah yang terletak pada perbatasan Palestina; dan banyak rombongan
yang kecil dari orang‑orang yang percaya dibentuk dalam pusat‑pusat yang
penting. Beberapa daripada murid‑murid "tersebar sampai ke Fenisia, Siprus
dan Antiokhia memberitakan Injil." Pekerjaan mereka biasanya dibatasi
hanya kepada kelompok-kelompok besar orang‑orang Ibrani dan orang‑orang Yunani
Yahudi, yang ada sekarang ini ditemui hampir di semua kota di dunia ini.
Di antara tempat‑tempat
yang disebutkan di mana Injil diterima dengan gembiranya di Antiokhia, yang
menjadi ibukota Siria. Perdagangan yang luas yang dijalankan di kota yang
berpenduduk banyak membawa kota itu dihuni oleh orang dari kebangsaan yang
berbeda-beda. Di samping itu, Antiokhia dikenal sebagai tempat pencinta
kesenangan dan kepelesiran, karena situasinya yang menyehatkan, lingkungannya
yang indah, dan kekayaan, kebudayaan dan kehalusan budi pekerti terdapat di
sana. Pada zaman rasul‑rasul kota itu telah menjadi kota kemewahan dan
kejahatan.
Injil itu telah diajarkan
secara umum di Antiokhia oleh murid‑murid yang tertentu dari Siprus dan Kirene,
yang datang "memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan."
"Tangan Tuhan menyertai mereka itu" dan pekerjaan mereka yang sungguh‑sungguh
menghasilkan buah yang banyak. "Sejumlah besar orang menjadi percaya dan
berbalik kepada Tuhan."
(Bab ini berdasarkan Kisah
Rasul‑rasul 11:19‑26; 13:1‑3.)
"Maka sampailah kabar
tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus
Barnabas ke Antiokhia." Waktu ia tiba di ladang yang baru, Barnabas
melihat pekerjaan yang sudah dilaksanakan oleh rahmat Ilahi, "bersukacitalah
ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan."
Pekerjaan‑pekerjaan
Barnabas di Antiokhia sangatlah diberkati, dan banyak orang yang ditambahkan ke
dalam rombongan orang percaya di sana. Sementara pekerjaan berkembang, Barnabas
merasa perlu pertolongan yang cocok supaya meningkatkan terbukanya pemeliharaan
Allah, dan ia berangkat ke Tarsus untuk mencari Paulus, yang sesudah
keberangkatannya dari Yerusalem beberapa waktu sebelumnya, telah bekerja di
"daerah‑daerah Siria dan Kilikia," memberitakan "iman yang
pernah hendak dibinasakannya." Galatia 1:21, 23. Barnabas berhasil
mendapatkan Paulus dan membujuk dia untuk kembali dengan dia sebagai seorang
teman dalam pelayanan.
Dalam kota yang padat
penduduknya seperti Antiokhia, Paulus mendapat ladang pekerjaan yang bagus.
Pengetahuan, akal budi dan semangatnya membawa pengaruh yang sangat kuat
terhadap penduduk dan pendatang dari kota kebudayaan; dan ia membuktikan
pertolongan yang diperlukan oleh Barnabas. Selama setahun dua orang murid itu
bekerja dengan persatuan dalam pelayanan yang setia, membawa banyak orang
kepada suatu pengetahuan yang menyelamatkan dari Yesus orang Nazaret, Penebus
dunia ini.
Di Antiokhialah murid‑murid
mula‑mula disebut Kristen. Nama itu diberikan kepada mereka sebab Kristus
adalah tema yang utama dari khotbah, pengajaran dan percakapan mereka. Dengan
terus‑menerus mereka menceritakan kembali peristiwa‑peristiwa selama hari‑hari
pelayanan Kristus di dunia ini, di mana murid‑murid diberkati dengan kehadiran
pribadi‑Nya. Dengan tidak mengenal lelah mereka mengenang ajaran‑Nya dan
mukjizat penyembuhan‑Nya. Dengan bibir yang gemetar dan air mata yang berlinang‑linang
mereka berbicara tentang penderitaan‑Nya di taman, pengkhianatan, ujian dan
penganiayaan‑Nya, kesabaran dan kerendahan hati dengan mana Ia sabar menanggung
kehinaan dan siksaan serta ejekan yang diberikan kepada‑Nya oleh musuh‑musuh‑Nya,
dan belas kasihan Allah untuk mana Ia berdoa bagi mereka yang menganiayakan
Dia. Kebangkitan dan kenaikan‑Nya, serta pekerjaan‑Nya di surga sebagai
Pengantara bagi manusia yang telah jatuh, adalah pokok pelajaran yang mereka
suka pikirkan. Orang‑orang kafir boleh menyebut mereka Kristen sebab mereka
mengkhotbahkan Kristus dan menujukan doa mereka kepada Allah melalui Dia.
Allahlah yang memberi
mereka nama Kristen. Inilah suatu nama kerajaan, diberikan kepada semua yang
menggabungkan diri mereka dengan Kristus. Adalah nama ini sehingga Yakobus
menulis surat kemudian, "Bukankah justru orang‑orang kaya yang menindas
kamu dan yang menyeret kamu ke pengadilan? Bukankah mereka yang menghujat Nama
yang mulia, yang oleh‑Nya kamu menjadi milik Allah?" Yakobus 2:6, 7. Dan
Petrus menyatakan, "Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka
janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus
itu." "Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus,
sebab Roh Kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu." 1 Petrus 4:16, 14.
Orang‑orang percaya di
Antiokhia menyadari bahwa Allah rela bekerja dalam kehidupan mereka "baik
kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan‑Nya." Filipi 2:13. Hidup,
sebagaimana mereka, di tengah‑tengah orang banyak yang tampaknya sedikit
memperhatikan perkara‑perkara tentang nilai abadi, mereka berusaha untuk
menarik perhatian dari dalam hati yang jujur, dan untuk membawa saksi yang
positif mengenai Dia yang dikasihi dan dilayani oleh mereka. Dalam pelayanan
mereka yang rendah hati dan mereka belajar bergantung pada kuasa Roh Kudus
untuk menjadikan perkataan kehidupan berhasil. Dan dengan demikian, dalam
berbagai jalan kehidupan, setiap hari mereka membawa kesaksian tentang iman
mereka pada Kristus.
Teladan pengikut‑pengikut
Kristus di Antiokhia harus menjadi ilham bagi setiap orang percaya yang hidup
di kota‑kota besar dalam dunia pada dewasa ini. Sementara perintah Allah kepada
pekerja‑pekerja pilihan yang berserah dan bertalenta harus ditempatkan di
tengah‑tengah penduduk yang mana itu penting untuk memimpin mereka dalam
ceramah umum itu, juga maksud‑Nya bahwa anggota sidang yang tinggal di kota‑kota
akan menggunakan talenta yang diberikan Allah kepada mereka dalam pekerjaan
untuk menarik jiwa‑jiwa. Ada berkat yang limpah tersedia bagi mereka yang
berserah sepenuhnya kepada panggilan Allah. Sementara pekerja‑pekerja berusaha
sedemikian rupa menarik jiwa kepada Kristus, mereka akan mendapati bahwa banyak
orang yang tidak akan pernah dicapai dengan cara lain, bersedia menyambut usaha
perseorangan yang cerdas.
Pekerjaan Allah di dunia
dewasa ini memerlukan wakil yang hidup dari kebenaran Kitab Suci. Hanya pendeta‑pendeta
yang diurapi saja belumlah cukup menghadapi pekerjaan amaran bagi kota‑kota
besar. Allah sedang memanggil bukan saja pendeta‑pendeta, tetapi juga kepada
tabib‑tabib, perawat‑perawat, penjual‑penjual buku, pekerja‑pekerja Injil dan
pekerja‑pekerja sukarela yang berserah serta mempunyai berbagai‑bagai talenta
yang memberikan suatu pengetahuan akan sabda Allah dan yang mengetahui kuasa
anugerah‑Nya, untuk mempertimbangkan keperluan kota‑kota yang tidak diberi
amaran. Waktu berlalu dengan cepatnya dan banyak yang harus dilaksanakan.
Setiap alat harus bekerja, supaya kesempatan yang sekarang ini dapat digunakan
dengan bijaksana.
Pekerjaan Paulus di
Antiokhia, dalam pergaulan dengan Barnabas, menguatkan dia dalam keyakinannya
bahwa Allah telah memanggil dia untuk melakukan pekerjaan yang istimewa bagi
dunia kafir. Pada masa pertobatan Paulus, Tuhan telah menyatakan bahwa ia harus
dijadikan pendeta bagi orang kafir, "untuk membuka mata mereka, supaya
mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah,
supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan
mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang‑orang yang
dikuduskan." Kisah 26:18. Malaikat yang kelihatan kepada Ananias berkata
kepada Paulus, "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi‑Ku
untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa‑bangsa lain serta raja‑raja dan orang‑orang
Israel." Kisah 9:15. Dan Paulus sendiri, kemudian dalam pengalaman Kristennya,
sementara berdoa dalam bait suci di Yerusalem, telah dilawat oleh seorang
malaikat dari surga, yang meminta kepadanya, "Pergilah, sebab Aku akan
mengutus engkau jauh dari sini kepada bangsa‑bangsa lain." Kisah 22:21.
Demikianlah Tuhan
memberikan kepada Paulus perintah untuk memasuki ladang misionaris yang luas
dari dunia kafir. Untuk menyediakan dia bagi pekerjaan yang luas dan sukar,
Allah membawa dia dalam perhubungan yang rapat dengan diri‑Nya Sendiri dan
membuka di hadapan pandangannya yang mempesonakan pandangan-pandangan keindahan
dan kemuliaan surga. Kepadanya telah diberikan pelayanan memberitahukan
"rahasia" yang telah didiamkan berabad-abad lamanya" (Roma
16:25), "rahasia kehendak‑Nya kepada kita" (Efesus 1:9), "yang
pada zaman angkatan‑angkatan yang dulu tidak diberitakan kepada anak‑anak
manusia, tetapi yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul‑rasul dan
nabi‑nabi‑Nya yang kudus, yaitu bahwa orang‑orang yang bukan Yahudi; karena
Berita Injil, turut menjadi ahli‑ahli waris dan anggota‑anggota tubuh dan
peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus. Dari Injil itu Paulus
menjelaskan "Aku telah menjadi pelayannya .... Kepadaku, yang paling hina
dari antara segala orang kudus telah dianugerahi kasih karunia ini, untuk memberitakan
kepada orang‑orang yang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu,
dan untuk menyatakan apa isinya tugas penyelenggaraan rahasia yang telah
berabad‑abad tersembunyi dalam Allah, yang menciptakan segala sesuatu, supaya
sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada
pemerintah‑pemerintah dan penguasa‑penguasa di surga, sesuai dengan maksud
abadi yang telah dilaksanakan‑Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." Efesus
3:5‑11.
Allah telah memberkati
dengan limpahnya pekerjaan Paulus dan Barnabas selama mereka tinggal dengan
orang‑orang percaya di Antiokhia. Tetapi tidak ada dari mereka yang telah
diurapi dengan resmi kepada pekerjaan Injil. Mereka telah mencapai titik dalam
pengalaman Kristen bila Allah hampir akan mempercayakan mereka dengan membawa
pekerjaan misionaris yang sulit, dalam penuntutan mana mereka akan memerlukan
setiap kesempatan yang dapat diperoleh melalui perantaraan sidang.
"Pada waktu itu dalam
jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon
yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem, . . . dan Saulus.
Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah
Roh Kudus: 'Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi‑Ku untuk tugas yang telah
Kutentukan bagi mereka.'" Sebelum diutus sebagai misionaris ke dunia
kafir, rasul‑rasul diserahkan kepada Allah dengan penuh khidmat dengan berpuasa
dan berdoa dan dengan menumpangkan tangan. Dengan demikian mereka diberi kuasa
oleh sidang, bukan hanya mengajarkan kebenaran, tetapi melakukan upacara
baptisan dan mengorganisasi sidang, dilantik dengan kekuasaan sepenuhnya
sebagai pendeta.
Gereja Kristen sekarang
memasuki masa yang penting. Pekerjaan mengabarkan Injil di antara orang kafir
sekarang harus dijalankan dengan giat; dan sebagai akibatnya gereja harus
dikuatkan oleh pengumpulan jiwa‑jiwa yang besar. Rasul‑rasul yang telah
ditentukan untuk memimpin pekerjaan ini akan dihadapkan kepada perasaan curiga,
prasangka, dan kecemburuan. Pengajaran mereka tentang "merubuhkan tembok
pemisah" (Efesus 2:14) yang telah lama memisahkan dunia Yahudi dan Kafir,
akan dengan sendirinya menjadi alasan terhadap mereka tuduhan bidat, dan
kekuasaan mereka sebagai pelayan‑pelayan Injil akan ditanyakan oleh banyak
orang Yahudi yang rajin dan percaya. Allah meramalkan kesulitan‑kesulitan yang
akan dijumpai oleh hamba‑hamba‑Nya dan supaya pekerjaan mereka harus melebihi
tantangan, Ia menasihatkan gereja oleh kenyataan untuk memisahkan mereka secara
umum kepada pekerjaan pelayanan. Pengurapan mereka adalah pengakuan umum
tentang pengangkatan Ilahi untuk membawa kepada orang kafir kabar gembira
tentang Injil.
Baik Paulus maupun Barnabas
telah menerima perintah dari Allah Sendiri, dan upacara (pengurapan)
menambahkan keanggunan dan kecakapan yang sebenarnya. Itu adalah suatu pertanda
bentuk yang diakui kepada suatu jabatan yang ditentukan dan pengenalan akan
kekuasaan seorang dalam jabatan itu. Olehnya meterai sidang ditaruh di hadapan
pekerjaan Allah.
Kepada orang Yahudi bentuk
ini merupakan sesuatu yang penting. Bila seorang ayah Yahudi memberkati anak‑anaknya,
ia menumpangkan tangannya dengan penuh hormat ke atas kepala mereka. Bila
seekor binatang diserahkan untuk korban, tangan seorang yang dipenuhi dengan
kekuasaan keimamatan diletakkan ke atas kepala korban itu. Dan bila pelayan‑pelayan
sidang orang‑orang percaya di Antiokhia meletakkan tangan ke atas Paulus dan
Barnabas, oleh perbuatan itu mereka, meminta kepada Allah untuk mengaruniakan
berkat‑Nya ke atas rasul‑rasul yang terpilih dalam penyembahan mereka kepada
pekerjaan yang tertentu kepada mana mereka telah ditentukan.
Pada akhir‑akhir ini
upacara penahbisan oleh meletakkan tangan sangatlah disalahgunakan: Perbuatan
itu tidak memberi jaminan kepada kelayakan itu, seakan‑akan suatu kuasa datang
dengan segera ke atas mereka yang menerima pengurapan seperti itu, yang dengan
segera menyanggupkan mereka untuk sesuatu atau semua pekerjaan pelayanan.
Tetapi dalam pemisahan kedua rasul ini, tidak ada catatan yang menyatakan bahwa
sesuatu kebaikan yang diberikan hanya dengan perbuatan menumpangkan tangan.
Hanya ada catatan yang bersahaja mengenai pengurapan mereka dan hubungan yang
ada bagi pekerjaan mereka yang akan datang.
Keadaan‑keadaan yang
dihubungkan dengan perpisahan Paulus dan Barnabas oleh Roh Kudus pada garis
pelayanan tertentu menunjukkan dengan jelas bahwa Tuhan bekerja melalui agen
yang tertentu dalam sidangnya yang diorganisasikan. Bertahun‑tahun sebelumnya,
bila maksud Ilahi mengenai Paulus mula‑mula dinyatakan kepadanya oleh
Juruselamat Sendiri, Paulus dengan segera bergabung dengan anggota-anggota
sidangnya yang baru diorganisasi di Damsyik. Tambahan pula, sidang di tempat
itu tidak ditinggalkan begitu lama di dalam kegelapan perihal pengalaman pribadi
dari orang‑orang Farisi yang bertobat ini. Dan sekarang, bila perintah Ilahi
yang diberikan pada waktu itu dilaksanakan dengan penuh kuasa, Roh Kudus,
sekali lagi menyaksikan Paulus sebagai bejana pilihan untuk membawa Injil
kepada orang‑orang kafir, meletakkan bagi sidang pekerjaan pengurapannya dan
teman sekerjanya. Sebagai pemimpin‑pemimpin sidang di Antiokhia "ketika
mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus:
"Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi‑Ku untuk tugas yang telah Kutentukan
bagi mereka."
Allah telah menjadikan
sidang‑Nya di dunia ini suatu saluran terang, dan dengan perantaraan itu Ia
menghubungkan maksud dan kehendak‑Nya. Ia tidak memberikan kepada seorang dari
hamba‑hamba‑Nya suatu pengalaman yang bebas dan berlawanan dengan pengalaman
sidang sendiri. Pula Ia tidak memberikan kepada seorang suatu pengetahuan
tentang kehendak‑Nya untuk keseluruhan sidang, sementara gereja--tubuh Kristus-‑ditinggalkan
dalam kegelapan. Dalam kebijaksanaan‑Nya Ia menempatkan hamba‑hamba‑Nya dalam
hubungan yang rapat dengan sidang‑Nya supaya mereka boleh mempunyai kepercayaan
yang sedikit pada diri mereka sendiri dan kepercayaan yang lebih besar kepada
orang lain yang dipimpin‑Nya untuk memajukan pekerjaan‑Nya.
Masih ada orang di dalam
sidang yang tetap cenderung kepada kebebasan pribadi. Mereka tampaknya belum
sanggup untuk menyadari bahwa kebebasan roh akan cenderung untuk memimpin umat
manusia kepada banyak kepercayaan diri sendiri dan untuk mempercayakan
pertimbangannya sendiri daripada menghormati nasihat dan menghargai setinggi‑tingginya
pertimbangan saudara‑saudaranya, terutama bagi mereka dalam kedudukan yang
ditentukan Allah untuk kepemimpinan umat‑Nya. Allah telah memberikan kepada
sidang‑Nya wibawa dan kuasa yang istimewa yang tidak ada seorang pun dapat
dibenarkan untuk tidak menghargai dan menganggap hina, karena ia yang melakukan
hal ini menghinakan suara Allah.
Mereka yang cenderung untuk
menganggap pertimbangan pribadi merupakan hal yang tertinggi sesungguhnya ada
dalam bahaya yang besar. Adalah rencana Setan yang sudah dipelajari untuk
memisahkan dari mereka yang menjadi saluran‑saluran terang, melalui siapa Allah
telah bekerja untuk membangun dan memperluas pekerjaan‑Nya di dunia ini.
Melalaikan atau menghinakan mereka yang telah ditentukan Allah untuk memikul
tanggung jawab kepemimpinan sehubungan dengan kemajuan kebenaran, adalah
menolak maksud yang telah Ia tetapkan untuk pertolongan, keberanian dan
kekuatan umat‑Nya. Untuk setiap pekerja yang menjalankan pekerjaan Tuhan, dan
untuk memikirkan bahwa terang ini harus nyata tidak melalui saluran yang lain
selain langsung dari Allah, ialah menempatkan dirinya sendiri dalam suatu
kedudukan di mana ia dapat tertipu oleh musuh dan dikalahkan. Tuhan dalam
kebijaksanaan‑Nya telah mengatur bahwa oleh hubungan yang erat yang harus
dipertahankan oleh semua orang percaya, orang Kristen harus dipersatukan dengan
orang Kristen dan sidang kepada sidang. Dengan demikian sebagai alat manusia
akan dapat bekerja sama dengan Ilahi. Tiap‑tiap alat akan lebih rendah kepada
Roh Kudus, dan semua orang percaya akan dipersatukan di dalam suatu yang
dipersatukan dan terpimpin dengan baik untuk memberikan kepada dunia pekabaran
yang gembira tentang anugerah Allah.
Paulus menganggap pengurapan;
yang resmi sebagai menandai permulaan suatu jangka waktu yang baru dan penting
dalam hidup pekerjaannya. Adalah sejak ini ia menentukan permulaan kerasulannya
dalam gereja Kristen.
Sementara terang Injil
bercahaya dengan terangnya di Antiokhia, suatu pekerjaan yang penting
diteruskan oleh rasul‑rasul yang tinggal di Yerusalem. Setiap tahun, pada waktu
perayaan pesta, banyak orang Yahudi dari segala negeri datang ke Yerusalem
untuk berbakti di bait suci. Beberapa dari orang‑orang yang berziarah ini
adalah orang‑orang yang saleh dan pelajar‑pelajar nubuatan yang tekun. Mereka
sedang melihat dan merindukan kedatangan Mesias yang dijanjikan, harapan orang
Israel. Sementara Yerusalem dipenuhi oleh orang‑orang asing ini, rasul‑rasul
mengkhotbahkan Kristus dengan keberanian yang tetap tabah, meskipun mereka
mengetahui bahwa oleh berbuat demikian mereka sedang menempatkan hidup mereka
dalam bahaya yang terus‑menerus. Roh Allah menempatkan meterainya pada
pekerjaan mereka; banyak orang bertobat kepada iman mereka; dan orang‑orang
ini, kembali ke rumah mereka di segala penjuru dunia, menyebarkan benih
kebenaran kepada segala bangsa dan di antara segala golongan masyarakat.
Yang terkemuka di antara
rasul‑rasul yang mengambil bagian dalam pekerjaan adalah Petrus, Yakub, dan
Yohanes, yang merasa yakin bahwa Allah telah menunjuk mereka untuk
mengkhotbahkan Kristus di antara orang‑orang senegeri di tanah mereka. Dengan
setia dan bijaksana mereka bekerja, menguji segala perkara yang telah dilihat
dan didengar oleh mereka dan berseru kepada "firman yang telah
disampaikan" (2 Petrus 1:19), dalam usaha untuk "seluruh kaum Israel
. . . bahwa Allah telah membuat Yesus" yang orang‑orang Yahudi
"salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus?" (Kisah 2:36).
No comments:
Post a Comment